Fenomena Equinox, Begini Imbauan BMKG Luwu Raya

1955
ADVERTISEMENT

PALOPO — Fenomena Equinox yang terjadi dua kali dalam setahun pada bulan Maret dan September 2019 ini disebut tak berdampak pada peningkatan cuaca suhu ataupun hujan.

Beredar informasi di media sosial khususnya grup WhatsApp agar masyarakat jangan lupa untuk minum lebih banyak air, makan lebih banyak buah dan mengurangi aktivitas di luar rumah dari tanggal 22 sampai 28 Maret.

ADVERTISEMENT

“Bapak/Ibu jangan lupa untuk minum lebih banyak air makan lebih banyak buah dan mengurangi aktifitas diluar rumah dari tanggal 22 s/d 28 Maret..karena Equinox..karena Matahari..mencapai titik terdekat dengan bumi..dan suhu udara akan naik beberapa derajat..jangan sampai dehidrasi atau sun stroke🙏,” demikian bunyi pesan berantai yang tidak diketahui sumbernya itu.

Informasi itu jelas tidak sepenuhnya benar. Tidak jelas sumber dan masyarakat diimbau tetap tenang dan menjalankan kegiatan seperti biasa.

ADVERTISEMENT

Menanggapi fenomena itu, Kepala BMKG Luwu Raya, Winarno Nurdiyanto
menjelaskan, terkait beredarnya berita yang menyebutkan bahwa suhu udara di Indonesia dapat mencapai 40°C pada saat equinox.

Nanang sapaan akrabnya menyebut equinox adalah salah satu fenomena astronomi dimana matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September.

“Saat fenomena ini berlangsung, di luar bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis bagian utara maupun selatan. Keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, dimana kita ketahui rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32-36°C,” katanya Sabtu (24/3/2019).

Lanjut Nanang, Equinox bukan merupakan fenomena seperti HeatWave yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama.

Menyikapi hal ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari equinox sebagaimana disebutkan dalam isu yang berkembang.

“Secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab/basah. Beberapa wilayah Indonesia saat ini sedang memasuki masa/periode transisi/pancaroba. Maka ada baiknya masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan,” jelasnya. (asm)

ADVERTISEMENT