OPINI : Perwakilan Rakyat yang Lahir dari “Money Politik ” Adalah Mimpi Buruk

666
ADVERTISEMENT

OLEH : Iksar Rais W Mapparessa
Jenderal GMP Demokrasi Sulsel

DALAM setiap kontestasi Pemilihan Demokrasi, Money Politik seringkali menjadi ” trending topic “.

ADVERTISEMENT

Hal itu selalu menjadi peringkat utama yang terdiskusikan, baik ditingkat elite hingga grassroot. Maka tak heran jika para perwakilan yang lahir dari tindakan tersebut seringkali mengecewakan konsituennya kala terpilih.

Namun, ia berdalih bahwa untuk apa memperjuangkan masyarakat yang nyatanya mereka telah saya bayar untuk memilih saya.

ADVERTISEMENT

Ucapan-ucapan tersebut seringkali terdengar dan memang kenyataannya demikian, maka tidak heran jika perubahan yang diimpikan tidak terjadi sebab kebanyakan yang lahir dari ” Money Politik ” tidak akan benar-benar memperjuangkan kemaslahatan masyarakatnya.

Mengapa ” Money Politik ” itu hadir ?

Pertama, ia hadir, sebab ia adalah salah satu strategi untuk memenangkan pertarungan yang ada.

Jika ditarik pada Pemilu 2019 ini, khususnya Pemilihan Legislatif, ukuran pertarungan para konstestan bukan lagi pada adu kecerdasan intelektual dan emosional. Namun, lebih kepada besarnya ” Budget ” yang akan mereka hamburkan untuk masuk dalam pusaran pertarungan tersebut.

Kedua, ia hadir, sebab kepercayaan masyarakat terhadap stakeholder yang ada telah ” Eroded ” dan memang hal itu yang terjadi digrassrot. Parahnya, stakeholder yang ada tidak pernah berfikir untuk mengembalikan kepercayaan publik itu, bahkan ia selalu mengambil jalan pintas dan mengukur kepercayaan publik terhadap dirinya dengan ” Money “, kala ia kembali bertarung dalam Pemilihan Demokrasi yang ada.

Ketiga, ia hadir, sebab ia menjadi satu-satunya ukuran bagi mereka yang memiliki ” Budget ” yang banyak untuk meraup sebanyak mungkin suara para konsituen. Mereka tak lagi mengandalkal gagasan dan konsep perubahan bagi konsituennya, namun lebih kepada bagaimana ia memenangkan pertarungan walaupun sesungguhnya mereka tidak memahami subtansi keterpilihan mereka saat terpilih.

Maka ” Money Politik ” adalah doktrin kotor dalam setiap momentum pesta demokrasi, sebab ia tidak sesuai dengan adat dan budaya kita sebagai Masyarakat Sulawesi Selatan yaitu sipakatau, sipakainga dan sipakalebbi atau slogan ” Siri’ Na Pacce ”
Jangan berharap pada mereka yang terpilih oleh karena ” Money Politik ” akan melakukan perubahan dan memperjuangkan kebaikan, sebab itu hanya mimpi belaka yang akan menjadi mimpi buruk bagi masyarakat di Daerahnya.

” Cemburu hanya untuk mereka yang tidak percaya diri ” Dilan

Money Politik hanya untuk kontestan yang tidak pecaya diri, tidak punya integritas, krisis identitas serta tidak punya kualitas. (*)

ADVERTISEMENT