250 Ribu Warga Sulsel Masuk Daftar Waiting List Haji , Menunggu Hingga 34 Tahun

93
ADVERTISEMENT

MAKASSAR — Kuota haji Sulsel terbesar ke-7 di Indonesia. Sulsel mendapat jatah haji di tahun 2023/1444 H ini sebanyak 7.272. Jumlah sama dengan kuota haji Sulsel sebelum pandemi Covid-19, tahun 2020, atau turun 487 orang dibanding jatah di tahun 2019 yang mencapai 7.759.

Indonesia akan memberangkatkan 221.000 jemaah haji meliputi kuota reguler dan khusus. Jatah haji Sulsel tahun ini terbesar di luar Pulau Jawa dan Sumatera. Di Pulau Sumatera, hanya Provinsi Sumatera Utara yang lebih banyak dari Sulsel, yakni 8.328. Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Ashabul Kahfi mengatakan ada sekitar 250 ribu warga Sulsel antre ke Tanah Suci.

ADVERTISEMENT

Jika kuota haji Sulsel rerata hanya 7.272 setahun, maka warga yang antre itu baru terberangkatkan semua hingga 34 tahun ke depan. “Usianya kalau dirata-ratakan itu 30-36 tahun,” kata Ashabul Kahfi yang juga Ketua DPW PAN Sulsel, dikutip dari tribuntimur.com. “Kalau pendekatannya per kabupaten, itu Bantaeng ada sampai 46 tahun,” ujar mantan Wakil Ketua DPRD Sulsel itu.

Berdasarkan KMA yang telah ditandatangani Menag Yaqut Cholil Qoumas pada 13 Februari 2023 lalu, Jawa Barat mendapat kuota terbanyak, 38.723. Disusul Jawa Timur (35.152), Jawa Tengah (30.377), Banten (9.461), dan DKI Jakarta (7.926). “KMA ini akan jadi pedoman seluruh jajaran Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah serta Penyelenggara Perjalanan Ibadah Haji Khusus dalam melakukan finalisasi penyediaan layanan jemaah haji Indonesia,” jelas Gus Yaqut, Kamis (2/3/2023).

ADVERTISEMENT

Menurut Kahfi, Komisi VIII DPR RI bersama pemerintah sedang berupaya untuk menambah kuota jamaah haji Indonesia. Dia menyebutkan kuota haji tahun ini sudah kembali normal. Berbeda dengan sebelumnya yang dibatasi karena pandemi covid-19. Kuota haji yang kembali normal, kata dia, diharapkan dapat mengurai antrian panjang jamaah haji. Selain itu, Ashabul Kahfi juga mengaku berupaya memanfaatkan kuota haji negara lain yang tidak terpakai.

“Cuman kan tidak sesederhana itu (memanfaatkan kuota haji negara lain). Karena biasanya itu di last minute. Kalau di last minute ada penambahan kuota kita kelabakan. Mulai dari transportasi, pesawat, hotel, dan lain sebagainya,” jelas Kahfi. (*/roy)

ADVERTISEMENT