Cegah Banjir Terulang di Luwu Utara, Kementerian PUPR Bangun Sabo Dam di Sungai Radda

763
ADVERTISEMENT

JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun sabo dam di sungai Radda untuk mencegah terulangnya bencana banjir bandang pada 2020 di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel). Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Bob Arthur Lombogia, mengatakan, Kementerian PUPR segera membangun sabo dam sebagai pengendali sedimen di sungai Radda.

Menurut Bob Arthur dalam keterangannya di Jakarta, Senin, infrastruktur ini dibangun untuk menjaga erosi permukaan tanah, menstabilkan dasar dan tebing sungai, mengurangi kecepatan banjir, serta menampung aliran sedimen. “Lokasinya di Desa Meli, Kecamatan Baebunta, dengan volume tampung 7.043 meter kubik dan sudah masuk tahap lelang,” katanya.

ADVERTISEMENT

Banjir 2020 disebabkan luapan air sungai Masamba, sungai Radda, dan sungai Rongkong akibat curah hujan yang sangat tinggi di hulu sungai. Ketika terjadi banjir bandang di 2020, Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) telah melakukan kegiatan penanganan darurat di tiga sungai, yaitu sungai Radda (Geobox 1,88 km, normalisasi 0,2 km, Riprap 0,245 km).

Kemudian di sungai Masamba (Geobox 3,35 km, Dumping Stone 0,65 km, normalisasi 0,3 km), Sungai Rongkong (Geobox 1,5 km, normalisasi 1,2 km), dan Intake air baku Maipi 60 liter/detik dengan panjang pipa 0,76 km. Kemudian di 2021, juga dilakukan penanganan pengendali banjir secara permanen di sungai Masamba (tanggul dan perkuatan tebing sepanjang 2,1 km), sungai Radda (pekerjaan tanggul 1,5 km), sungai Rongkong (tanggul 1,2 km), dan jaringan air baku dengan pipa 4,59 km.

ADVERTISEMENT

Pada 2022, dilakukan pembangunan pengendalian banjir permanen di sungai Masamba (tanggul dan perkuatan tebing 2 km) dan sungai Rongkong (tanggul dan perkuatan tebing sepanjang 2,2 km). (rls/roy)

ADVERTISEMENT