Heboh Puskesmas di Palopo Tolak Pasien, Kasubag TU PKM Bara Permai: Hanya Miskomunikasi Saja!

3136
ADVERTISEMENT

PALOPO–Jagat Media Sosial di kota Palopo kembali panas usai muncul kabar tentang dugaan ditolaknya salah seorang pasien, warga BTN Pepabri kelurahan Buntu Datu Kecamatan Bara, Selasa 27 Oktober 2020- oleh salah satu Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) setempat.

Postingan akun “Dimas Dimas” di jejaring Facebook Selasa (27/10) pukul 15.17 Wita, yang turut dipantau Koran Seruya di grup INFO KEJADIAN KOTA PALOPO DAN LUWU RAYA (INKAP) sontak membuat Warganet kembali bergolak, jiwa bar-barnya memenuhi kolom komentar yang sebagian besar melakukan perundungan (bully) dan menyalahkan pihak Puskesmas.

ADVERTISEMENT

Dalam video pendek berdurasi 13 detik yang tersebar luas itu, nampak seorang pria dewasa sedang merekam dari luar pagar, proses “ditolaknya” ibundanya oleh Puskesmas Bara Permai. Sang Ibu dalam video itu nampak sedang menuju pintu keluar, dimana pintu pagar Puskesmas sudah ditutup.

“Puskesmas Bara Ini e.. Orangtuaku sakit tapi ditolak. Katanya tutup. Ini orangtuaku. Tutup katanya….” ucap sang anak sambil merekam video.

ADVERTISEMENT

Lantas apakah sesungguhnya yang sedang terjadi? Benarkah PKM Bara Permai menolak pasiennya?

Pada Rabu pagi, 28 Oktober 2020, saat dihubungi melalui WhatsApp, Kepala Puskesmas Bara Permai dr Bidasari melalui Kasubag Tata Usaha, Wahidin Rusli S.KM menjelaskan kronologi yang sebenarnya.

“Hanya salah paham saja, tadi malam kami sudah datang ke rumah Pasien bersama ibu ketua RT, kebetulan Pasien ini tinggalnya tidak jauh, hanya 20 meter di belakang Puskesmas Bara Permai,” ucap Wahidin memulai klarifikasinya.

Kata Kasubag Tata Usaha itu melanjutkan, sang ibu datang ke PKM Bara Permai pukul 11 lewat, sedangkan loket untuk pendaftaran pasien yang hendak berobat sudah ditutup pukul 11.00 Wita, Pelayanan PKM hanya sampai jam 14.00 Wita.

“Memang sejak masa Pandemi di PKM Bara Permai ini loket pendaftaran hanya sampai jam 11 saja pelayanannya, di waktu normal hanya sampai jam 12 siang. Tetapi disini ada UGD, itu hanya sampai jam 14.00 Wita (siang) saja, bukan yang 24 jam, itupun sebenarnya layanan untuk ibu-ibu hamil yang mau melahirkan saja,” ucap Wahidin.

“Kami sudah menjelaskan, kami sudah sampaikan prosedurnya, apalagi ibu ini kan tidak jauh ji rumahnya dari Puskesmas, cuma 20 meter saja di belakang Puskemas, keluhannya hanya sakit kepala,” terangnya.

Soal pagar ditutup pun dijelaskan maksud dan tujuannya oleh staf PKM Bara itu.

“Jadi selama masa pandemi, kami memang sengaja menutup pagar, semua penerimaan pasien, discreening (disaring) secara ketat pas pintu masuk dalam pagar. Mereka (pasien) yang datang wajib mematuhi Protokol Kesehatan. Petugas kami menerima pasien di pintu masuk, di dalam pagar dilengkapi APD. Sedangkan pasien yang datang harus cuci tangan terlebih dulu, harus menggunakan masker dan menjaga jarak ketika sudah berada di dalam Puskesmas,” beber Wahidin.

Prosedur ini standar dari Dinas Kesehatan dan Gugus Tugas Covid-19 kota Palopo, kami hanya menjalankan saja, apalagi Palopo kini sudah masuk Zona Merah lagi, satu-satunya di Sulsel cuma Palopo yang lain Zona Oranye dan Kuning, jadi kita semakin ketat, tambahnya.

Wahidin meminta agar pasien yang hendak berobat di PKM Bara Permai untuk mematuhi jam pelayanan, sedapat mungkin datang pagi-pagi sebelum loket pendaftaran ditutup.

“Sejak pandemi Covid-19 loket hanya sampai jam 11.00 Wita, pelayanan hanya sampai jam 14.00 Wita, diatas jam 11 Pasien kami arahkan ke UGD, tetapi ibu itu kemarin tidak mau dan langsung pulang,” pungkas Wahidin.

 

Laporan: Iccank Razcal

ADVERTISEMENT