PALOPO — Dituding menghalang-halangi pembangunan Masjid Terapung kota Palopo yang terletak di Jl Lingkar, H Aswar angkat bicara. Ia mengaku memiliki bukti-bukti kuat atas lokasi yang dihibahkan oleh pihak lain yakni H Sammang seluas kurang lebih 8 hektar.
” Saya mengelola tanah itu sejak 2004 sampai sekarang. Tidak ada orang lain. Saya punya batas berupa pematang yang dibenahi dengan alat berat. Lokasi untuk pembangunan masjid yang dihibahkan H Sammang adalah milik saya,” katanya, Selasa (27/06/2023). Ia mengungkapkan sebelum peletakan batu pertama, pada tanggal 9 Mei 2023 Walikota Palopo, HM Judas Amir, mengundangnya di ruang Sekretaris Daerah Palopo.
Rencananya, dia dan H Sammang akan dipertemukan untuk membahas masalah lokasi yang menjadi sengketa. Termasuk dengan Yayasan Uwais Al Qarni yang ditunjuk sebagai pengelola Masjid Terapung. Hanya saja, pada waktu yang ditentukan pada 10 Mei 2023, pihak H Sammang tidak hadir.
” Saya hadir. Tetapi pihak dari H Sammang, tidak hadir. Jadi, tidak ada kesimpulan dari pertemuan itu. Tiba-tiba pada tanggal 11 Mei 2023, langsung dilakukan peletakan batu pertama oleh gubernur,” katanya. Beberapa waktu lalu, keduanya juga sempat dipertemukan dan dimediasi oleh Kapolres Palopo, AKBP Safi’i Nafsikin untuk membahas masalah tersebut.
Lagi-lagi pertemuan buntu dan tidak menetapkan kesimpulan. ” Jadi, saya tetap akan memblokir lokasi karena merupakan hak saya. Kalau ada yang mengugat, silahkan ke pengadilan, saya menunggu,” tegasnya.
H Aswar juga mengungkapkan dirinya pernah dipertemukan di Komisi I DPRD Palopo tahun 2016 silam terkait lokasi di Jl Lingkar Palopo. Keputusannya saat itu, antara H Sammang dan H Aswar lokasinya berbeda. Apabila Pemerintah Kota Palopo ingin menerbitkan Hak Pengelolaan Lahan (HPL) maka harus ada kompensasi.
Pantauan Koran SeruYA di lokasi, tidak ada aktivitas sama sekali. Tampak sebuah mobil pick up menghalangi jalan masuk ke lokasi penimbunan. Terdapat sebuah spanduk bertuliskan ‘Jangan Rampas Hak Kami’. Diketahui, Pembangunan Masjid Terapung Uwais Al Qarni Palopo, merupakan bantuan hibah dari Pemprov Sulsel sebesar Rp 13 Miliar. Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid pada 11 Mei 2023 lalu.
Gubernur mengatakan, Masjid terapung akan menjadi ikon religi di Kota Palopo. Pembangunan masjid ini atas permintaan warga. Pemprov Sulsel pun membantu melalui bantuan hibah masjid. “Rp13 miliar dana hibah tekah diserahkan ke DKM masjid serta wakaf tanah 8 hektar dari Bapak H Samang juga telah diserahkan ke panitia sebagai tanah peruntukan masjid,” kata gubernur.
Masjid ini mengusung konsep unik. Selain dibangun terapung, sekitar masjid pun akan dipenuhi objek wisata. Ada spot-spot yang bisa jadi lokasi kunjungan wisata bagi masyarakat. Sehingga semakin menjadikan Kota Palopo sebagai episentrum tujuan destinasi. “Ini dimanfaatkan supaya bisa lebih menjadi salah satu destinasi untuk masyarakat berkunjung ke sini,” jelas Andi Sudirman Sulaiman.
“Semoga ke depan menjadi icon wisata religi baru bagi warga Palopo dan sekitarnya sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat secara umum untuk pembentukan generasi berakhlak bebas radikalisme dan paham terorisme,” tandas Gubernur. (*)