PALOPO — Jembatan Miring di Kelurahan Jaya, Kecamatan Telluwanua, Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan ditutup total. Bahkan, pejalan kaki pun kini tak bisa lagi melintasi Jembatan yang berbatasan dengan Walenrang-Lamasi (Walmas).
Tak hanya memicu lumpuhnya transportasi di jalan Trans Sulawesi poros utara Kota Palopo, penutupan itu juga berimbas pada aktivitas masyarakat.
Sejak jembatan miring ditutup total, warga setempat sangat kesulitan beraktivitas, seperti sulit ke pasar. Termasuk pelajar tidak bisa ke sekolah.
Menyikapi kondisi tersebut, Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palopo menerjunkan tim reaksi cepat (TRC) untuk membantu warga dan pelajar. Menggunakan perahu karet, TRC membantu menyeberangkan warga dan pelajar di sungai menggunakan perahu karet.
Kepala BPBD Kota Palopo, Anthonius Dengen, mengatakan, pihaknya menerjunkan TRC agar aktivitas masyarakat setempat, termasuk pelajar bisa berjalan normal di tengah penutupan jembatan miring. Mulai pagi hingga sore, personel TRC membantu warga menyeberang sungai menggunakan perahu karet.
“Kami akan menugaskan personel TRC BPBD sampai kondisi Jembatan Miring bisa dilalui kendaraan, termasuk pejalan kaki. Bisa satu bulan atau bahkan dua bulan,” kata Antonius Dengen.
Sejak Selasa 8 November 2021, jembatan miring tidak bisa dilalui pejalan kaki. Jembatan yang ruasnya retak kian melebar dan tiang penyanggahnya tergerus banjir hingga nyaris ambruk ke sungai telah ditutupi seng.
Kondisi tersebut membuat warga tidak bisa lagi melintasi jembatan yang menjadi urat nadi penghubung jalan Trans Sulawesi menghubungkan Kota Palopo dengan Kabupaten Luwu.
Tak hanya itu, penutupan jembatan miring semakin memicu kemacetan panjang, karena arus lalulintas lumpuh. Tersisa satu jalan alternatif di jalur utara Kota Palopo ke wilayah Kabupaten Luwu dan Luwu Utara, yakni jalan alternatif Tombang. (ayb/liq)
