PALOPO — Salah satu kompleks pekamaman di kota Palopo, Sulawesi Selatan menarik perhatian publik dan ramai diperbincangkan di media sosial. Bukan karena suasananya yang angker, melainkan karena konsepnya yang unik, layaknya kompleks perumahan elit. Bahkan lebih mewah dari beberapa kompleks perumahan.
Tempat pemakaman ini merupakan pekuburan Umat Kristen yang mayoritas diisi oleh suku Toraja. Kompleks ini bernama Pekuburan “Kampung Patane”, yang terletak di Kelurahan Tobulung, Kecamatan Bara, Kota palopo. Di sini, makam-makam bukan ditandai dengan batu nisan sederhana, melainkan dengan bangunan megah layaknya hunian kelas atas.
Memasuki area pekuburan, kita disuguhkan dengan Patane lengkap dengan teras, dan pintu yang tampak rapi dan teratur. Bak deretan rumah di perumahan modern dengan konsep modern dan minimalis.
Pemakaman ini berdiri di atas lahan seluas 1 hektar dan dikelola oleh seorang pengusaha bernama Max Karangan. Max mengatakan bahwa pemakaman ini mulai dibangun sejak 10 tahun lalu. ” Saat ini sudah terisi sekitar 100 petak,” katanya saat ditemui Kamis (01/02/2024).
Pada setiap petak pemakaman, terdapat sebuah kuburan atau yang yang dikenal dengan nama Patane berukuran 5×6 meter. Patane dibangun dengan berbagai macam desain, tergantung pesanan pihak keluarga. ” Kami juga mengatur jarak simetris antar kuburan agar terlihat rapi dan selaras layaknya hunian manusia. Ini agar memudahkan akses untuk perawatan dan pemeliharaan,” kata Max.
Pembangunan makam harus menyisakan jarak minimal 40 cm di sisi kiri, kanan, dan belakang makam. Jarak tersebut diperlukan untuk keperluan pemeliharaan, seperti pengecatan atau perbaikan. Jika makam rapi, maka akan lebih nyaman untuk digunakan.
Adapun Posisi jenazah berada di dalam kuburan, yang dibuat dalam bentuk rak bertingkat. Dalam satu Patanetak hanya diisi oleh satu tapi beberapa jenazah yang terdiri dari rumpun keluarga. Untuk satu Patane bisa dihuni hingga puluhan jenazah.
Jenazah yang telah terurai akan menjadi debu dan tulang. Debu jenazah kemudian akan dibuang ke dalam lubang pembuangan. Lubang tersebut terdapat di dalam kuburan, yang berfungsi seperti halnya septi tank.
” Limbah jenazah dibuang dengan cara ditimbun tanah dan dibuatkan pembuangan baru. Limbah tersebut kemudian dibuang ke dalam pembuangan dan ditutup kembali dan dibuatkan tempat tersendiri untuk mengumpulkan tulang-tulangnya.” ungkap Max. Bagi yang ingin memesan satu petak berukuran 5×6 meter harganya dibanderol Rp 50 juta. Itu belum termasuk pembangunan Patane.
” Patane bisa kami yang bangunkan tetapi bisa juga oleh keluarga,” katanya. Untuk membangun Patane membutuhkan biaya hingga ratusan juta. Nah, jika berminat memakamkan keluarga di Kampung Patane, siapkan dana hingga ratusan juta. (zul/ian)