27 Tahun Tidak Mandi, Rambut Wanita Ini Dipenuhi Tikus dan Kecoa

2818
27 Tahun Tidak Mandi, Rambut Wanita Ini Dipenuhi Tikus dan Kecoa
ADVERTISEMENT

NAMA Sukiyah, perempuan berusia 50-an, warga yang tinggal di Dusun Karangombo, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, belakangan ini ramai menjadi pemberitaan di berbagai media. Pemberitaan berbagai media itu bukan karena ia memiliki segudang prestasi, ataupun lainnnya.

Melainkan kesedihan yang harus ia jalani karena hidup seorang diri di dalam rumah yang beralas tanah dan berdinding papan. Bahkan, selama 27 tahun, wanita malang ini dikabarkan tidak mandi. Kondisinya sangat memprihatinkan karena rambutnya menjadi gimbal hingga menjadi sarang tikus dan kecoa.

ADVERTISEMENT

Untung saja, relawan dari Masyarakat Relawan Indonesia-Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT), Ardian Kurniawan Santoso turun tangan mengurus nenek Sukiyah. Menurut Ardian, pertama kali melihat Sukiyah, dirinya merinding. Apalagi saat memotong rambut gimbal sang nenek yang menjadi sarang kecoa serta tikus.

“Rambutnya alot. Bulu kuduk saya merinding semua saat memotongnya. Saya sampai keringetan,” ucap Ardian Kurniawan Santoso, Senin (27/1/2020) lalu.

ADVERTISEMENT

“Rambutnya gimbal sekitar 1,5 meter. Di rambutnya itu ada beberapa tikus, kecoa, ada juga tulang tikus, bangkai. Di lantai rumahnya itu banyak kotoran manusia,” lanjut Ardian.

Ardian merupakan orang yang memotong rambut Sukiyah. Dia datang ke rumah Sukiyah pada 25 Januari 2020 lalu. Awalnya, dia mendapat kabar ada sosok perempuan yang menyeramkan di Semarang pada 21 Januari 2020.

Ardian kemudian mengajak warga sekitar untuk masuk rumah kayu yang ditinggali Sukiyah. Betapa kagetnya Ardian melihat kondisi Sukiyah dengan tubuh kurus sulit bergerak dan rambut gimbal yang panjang.

Warga, lanjut Ardian, selama ini sudah berusaha menolong Sukiyah untuk memandikan dan sebagainya. Namun Sukiyah selalu menolak dan berontak. Saudara jauhnya yang datang pun hanya membantu untuk memberikan makanan.

“Pernah akan dimandikan sampai empat orang, berontak. Saudara jauhnya juga tidak berani,” katanya.

Sukiyah tinggal di rumah kayu beralas tanah dan tanpa penerangan. Ia hidup di sana cukup lama dan tinggal sendirian sejak ibunya meninggal tiga tahun lalu. Warga, kata Ardian, akhirnya terpaksa mengunci pintu rumah Sukiyah dari luar menggunakan tali. Sebab, Sukiyah beberapa kali tidur di luar rumah.

“Saat ditemui sudah tidak bisa jalan. Usia 10 tahun ditinggalkan adiknya,” terang Ardian.

“Potong rambut sekitar 20 menit kemudian dibawa ke tempat yang layak punya swasta. Dia sama orang lain tidak mau, kemudian saya kenalkan satu teman saya, akhirnya mau,” ujarnya.

Saat ini Sukiyah masih berada di Rumah Pemulihan Efata dan sudah didampingi oleh Dinas Sosial Kabupaten Semarang. Sementara rumahnya sudah dibersihkan oleh para tetangga. (*/tari)

ADVERTISEMENT