KORANSERUYA – Bitcoin merupakan salah satu aset crypto pertama dan memiliki kapitalisasi pasar terbesar. Meski banyak generasi muda yang menyukai Bitcoin, tetapi aset crypto ini memiliki resiko kerugian yang sangat besar, sehingga kamu harus mempertimbangkanya.
Apalagi jika kamu melakukan trading futures crypto yang bisa meningkatkan peluang kamu berkali lipat. Tentunya sangat menggoda, tetapi metode ini tentunya bagi mereka yang telah berpengalaman dalam trading.
Jika kamu masih pemula, maka hal tersebut bisa mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Untuk itulah kamu harus bisa membaca bitcoin grafik, agar dapat menganalisa dan melakukan riset teknis agar tidak mengalami kerugian dan mendapatkan peluang.
Banyak investor atau trader baru sering merasa bingung kapan waktu yang tepat untuk menjual cryptocurrency. Mereka cenderung mengambil keputusan secara terburu-buru karena dipengaruhi emosi.



Hal ini bisa menyebabkan mereka menjual terlalu cepat dan kehilangan kesempatan untuk meraih peluang, atau menahan aset terlalu lama sampai mengalami kerugian. Tanpa rencana keluar yang jelas, risiko tersebut akan terus bertambah.
Oleh karena itu, memiliki strategi keluar yang tepat akan memudahkan para investor atau trader dalam mengelola aset mereka dengan lebih baik. Dilansir dari Pintu Academy, berikut 5 strategi kapan kamu harus keluar dalam trading crypto, diantaranya adalah:
- Menetapkan Tujuan Keuangan dalam Berinvestasi
Saat ini, terdapat berbagai jenis instrumen investasi, baik yang tradisional maupun yang modern. Namun, sebelum berinvestasi, penting untuk menetapkan tujuan yang jelas agar dapat memilih instrumen yang tepat, baik dari segi risiko maupun durasi.
Menentukan tujuan keuangan dalam investasi crypto memiliki kemiripan dengan instrumen tradisional seperti saham, obligasi, atau reksadana. Menetapkan target jumlah dan periode investasi merupakan langkah awal yang harus dilakukan dengan benar.
Sebagai ilustrasi, apabila ada target angka tertentu yang ingin dicapai, maka hasil investasi sebaiknya diambil saat target tersebut tercapai.
Namun, jika tujuannya bersifat lebih umum seperti tabungan jangka panjang, investor bisa memilih untuk menarik sebagian hasil saat pasar sedang miliki peluang dan membiarkan sisanya terus bertumbuh.
- Menetapkan Batas Risiko dalam Berinvestasi
Selain menetapkan tujuan investasi, penting bagi investor untuk mendefinisikan batasan toleransi risiko guna mengurangi kemungkinan kerugian. Seperti instrumen investasi lainnya, pasar crypto tidak selalu mengalami tren positif.
Dengan demikian, investor perlu menentukan seberapa besar kerugian yang bisa ditanggung untuk bertahan dalam keadaan pasar yang menurun.
Batasan ini juga akan mempengaruhi durasi dalam mempertahankan posisi. Mengingat fluktuasi harga yang tinggi dalam crypto, harga bisa berubah dengan cepat dalam waktu singkat.
Investor yang memiliki profil risiko rendah biasanya akan mengambil kesempatan pasar dengan strategi seperti day trading atau swing trading yang berlangsung dari menit hingga beberapa hari. Di sisi lain, investor dengan toleransi risiko yang lebih tinggi kemungkinan akan mempertahankan posisinya lebih lama untuk memaksimalkan hasil investasi.
- Memahami Situasi Pasar
Dalam investasi, pemahaman terhadap situasi pasar sangat krusial untuk menentukan waktu yang tepat dalam mengambil keputusan untuk masuk atau keluar dari suatu posisi. Analisis pasar bisa dilakukan dengan menggunakan indikator teknikal pada grafik.
Melalui metode ini, trader bisa mengenali pola pasar, seperti level resistensi atau kondisi ketika permintaan terlalu tinggi.
Namun, analisis teknikal bukan satu-satunya hal yang perlu diperhatikan. Trader juga harus memasukkan faktor lainnya seperti berita ekonomi, kebijakan regulasi, dan sentimen pasar yang dapat mempengaruhi pergerakan harga secara signifikan.
Selain itu, memahami siklus pasar dan volatilitas pada waktu tertentu juga sangat krusial. Misalnya, menjelang peristiwa penting seperti halving Bitcoin atau pengumuman besar. Hal ini dapat memberi pemahaman lebih dalam tentang potensi pergerakan harga.
Dengan mengkombinasikan analisis teknikal dan fundamental, investor dapat mengambil keputusan yang lebih cerdas. Ini juga berkontribusi pada manajemen risiko yang lebih baik serta menghindari keputusan yang didasari emosi yang beresiko.
- Menetapkan Strategi Stop-Loss
Dalam rencana keluar, penerapan stop loss menjadi salah satu metode penting untuk mengelola risiko dan melindungi modal.
Rencana keluar adalah strategi yang menentukan waktu yang tepat bagi seorang investor atau trader untuk meninggalkan suatu posisi, baik untuk merealisasikan peluang dari investasi ataupun untuk meminimalkan kerugian.
Stop loss berfungsi sebagai batas otomatis yang mengalihkan posisi saat harga bergerak tidak sesuai harapan, sehingga dapat menghindari kerugian yang lebih besar.
Selain penggunaan stop loss untuk membatasi kerugian, trader juga bisa memanfaatkan peluang, yaitu titik harga yang telah ditentukan untuk mengamankan peluang.
Dengan mengkombinasikan kerugian dan peluang, investor dapat mengatur rasio risiko terhadap imbal hasil dengan lebih baik.
Contohnya, seorang trader dapat menetapkan stop loss di 5% di bawah harga beli dan peluang 10% di atasnya, sehingga membentuk rasio risiko 1:2 yang lebih efisien.
- Menjual Bitcoin Pada Siklus 4 Tahunan
Secara historis, pasar crypto sering mengalami bull run setiap empat tahun. Periode ini sering kali dipicu oleh faktor kuat seperti Bitcoin Halving, yang berdampak domino ke pasar altcoin lainnya. Hal ini terjadi karena adanya likuiditas yang besar memasuki pasar, yang mengakibatkan lonjakan harga yang signifikan.
Memahami siklus halving dan dampaknya terhadap harga Bitcoin dapat membantu investor dan trader mengetahui waktu yang tepat untuk memasuki atau keluar dari pasar, serta memaksimalkan peluang mereka.
Grafik ini menunjukkan sejarah Bitcoin Halving dan pengaruhnya terhadap harga satu tahun sebelum dan sesudahnya. Berdasarkan pola ini, strategi keluar dalam crypto dapat dikaitkan dengan pengamatan siklus halving Bitcoin, karena kecenderungan kenaikan harga yang signifikan biasanya muncul setelah setiap halving.
Sebagai contoh, harga Bitcoin meningkat 7.715% setelah halving yang pertama, 283% setelah yang kedua, dan 423% setelah yang ketiga.
Dengan memahami tren ini, seorang investor bisa berencana untuk keluar pada momen yang berpotensi memberikan hasil baik dari investasi atau perdagangan setelah periode halving, baik dengan mengamankan hasil saat harga mencapai puncaknya atau menunggu untuk memperhitungkan koreksi pasar setelah lonjakan harga yang tajam.
Itulah beberapa penjelasan terkait dengan langkah atau strategi kapan kamu harus keluar dari perdagangan crypto. Hal ini mengingat sifat crypto yang memiliki volatilitas yang tinggi. Dimana harga bisa naik dan turun dalam waktu yang singkat sehingga bisa menyebabkan resiko kerugian.
Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.