KORANSERUYA.COM–Berbagai peristiwa unik, menarik, bahkan memilukan terjadi dalam beberapa hari terakhir ini di berbagai daerah di Sulsel. Salah satunya, seorang anak perempuan berusia 6 tahun berinisial DS nyaris buta akibat matanya dicungkil oleh kedua orangtuanya di Kabupaten Gowa, Sulsel. Insiden yang dialami bocah malang ini, menjadi berita paling populer dalam dua hari terakhir di Sulsel.
Berita ini jadi perhatian publik di Tanah Air, lantaran anak tak berdosa itu dicungkil matanya oleh orang tuanya diduga sebagai syarat belajar ilmu hitam. Tak pelak, Kasus orang tua mencungkil mata anaknya diduga terkait pesugihan menuai sorotan. Kini empat orang ditangkap terkait kasus ini sudah diamankan,
termasuk kedua orangtua korban.
Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Boby Rachman, mengatakan, mata anak perempuan tersebut dicungkil orangtuanya diduga terkait ilmu hitam.
“Penganiayaan anak di bawah umur ini mengakibatkan luka berat, dilakukan kedua orang tua korban. Motifnya diduga dia melakukan pesugihan, ilmu hitam, dan halusinasi dengan melihat di mata korban ada benda sesuatu dan ibu korban mengambil dengan tangannya, mencongkel terhadap anak,” kata AKP Boby, Minggu (5/9/2021).
Peristiwa itu terjadi pada Rabu (1/9/2021) lalu, sekitar pukul pukul 13.30 Wita. Boby menyebut kedua orang tua korban telah diamankan untuk pemeriksaan lebih
lanjut. Saat ini korban mengalami luka di bagian matanya hingga harus menjalani perawatan di rumah sakit. Korban perlu dilakukan penanganan operasi. “Kondisi
korban menjalani operasi lagi. Luka di bagian putih mata dan makanya mau operasi,” terangnya.
Dalam kasus ini, total empat orang yang ditangkap. Mereka yang diamankan adalah ayah, ibu, paman, dan kakek korban sendiri. Keempat pelaku ialah ayah korban
berinisial TT, 45 tahun, ibu korban HA, 43 tahun, paman berinisial US, 44 tahun, dan kakek korban berinisial BA, 70 tahun.
Para tersangka, kata Boby, dijerat Pasal 45 Ayat 2 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan KDRT juncto Pasal 55, 56 KUHP atau Pasal 80 (2) juncto Pasal 76 C Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak sehingga terancam hukuman hingga 15 tahun penjara.
Dalam kasus ini, polisi juga mendalami kasus lainnya, yakni kematian kakak korban beberapa hari sebelum kasus cungkil mata anak akibat pengaruh ilmu hitam
ini.
Polisi menyelidiki kematian kakak korban yang diduga tumbal ilmu hitam kedua orangtuanya. Berkembang informasi, kedua orangtua ini meminumkan anaknya
dengan garam 2 liter yang dicampur air hingga pembuluh darahnya pecah.
“Kasus ini juga masih diselidiki,” kata AKP Boby.
PITON TELAN SAPI DI ENREKANG
Sementara itu dari Kabupaten Enrekang, tepatnya di Desa Kadingeh, Kecamatan Baraka, seorang warga menangkap seekor ular sanca atau ular piton, pada Kamis (2/9/2021) lalu. Ular sepanjang sekitar 7 meter ini dibunuh warga, lalu perutnya dibelah karena baru saja menelan seekor sapi.
Peristiwa ini jadi viral karena proses penangkapan ular sanca tersebut divideokan warga setempat. Dalam video tersebut, seorang warga bernama Nurman membunuh ular sanca yang perutnya membengkak menggunakan parangnya. Dia kemudian membelah perut ular tersebut. Sejurus kemudian, dia mengeluarkan sapi yang telah ditelan. Kondisi sapi masih tampak utuh namun telah mati.
Nurman mengatakan, dirinya membunuh ular tersebut dan membelah perutnya karena baru saja menelan seekor sapi. “Saat perut ular itu dibelah, benar ada badan sapi masih utuh, tapi sapinya sudah mati,” kata Nurman kepada wartawan.
PEMUDA BUNUH DIRI LOMPAT DARI MENARA DI SINJAI
Dari Kabupaten Sinjai, berita tewasnya seorang pemuda bernama Fajar, 25 tahun, termasuk berita peristiwa populer di Sulsel dalam dua hari terakhir ini.
Pemuda ini tewas setelah nekat melompat dari tower seluler di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lappa, Kelurahan Lappa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
Pemuda ini sempat dilarikan ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan medis, namun nyawanya tak terselamatkan, Jumat (3/9/2021).
Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Sinjai Ajun Komisaris Polisi Fattah mengatakan, pemuda yang bunuh diri melompat dari tower seluler itu merupakan warga yang tinggal di sekitar TPI Lappa.
Informasi dihimpun KORAN SERUYA, menurut keluarga korban, pemuda itu sebelumnya sudah dua kali mencoba bunuh diri. Namun, dua percobaan itu berhasil digagalkan kerabatnya.
“Jumat subuh, korban sempat mencoba melompat dari Sungai Laggopo, tetapi berhasil digagalkan oleh keluarganya. Tapi sore hari korban kembali ke Sungai Laggopo dan mencoba lompat, sepupunya berhasil menggagalkan,” kata AKP Fattah.
Beberapa saat kemudian, Fajar berlari menuju ke tower seluler dan memanjatnya. “Saat sepupunya hendak membawanya, korban kembali melarikan diri dan langsung naik ke tower dan lompat bunuh diri,” jelas Fattah.
Saat itu, Fajar sempat dilarikan ke Puskesmas Balangnipa untuk mendapatkan pertolongan medis. Tetapi nyawanya tidak terselamatkan. Fajar diduga bunuh diri karena stres. “Berdasarkan keterangan keluarganya korban sempat naik ke rumah dan teriak-teriak,” ucapnya.
ADIK GOROK LEHER KAKAK DI LUWU TIMUR
KASUS Salam, salah seorang nelayan di Desa Manurun, Kecamatan Malili, Luwu Timur, yang nyaris tewas karena lehernya digorok orang tak dikenalnya saat tidur di empangnya, juga termasuk peristiwa populer di Sulsel, lantaran beritanya banyak dicari netizen di media sosial.
Kasus ini sudah terungkap. Rupanya, pelakunya ialah adik kandung korban sendiri, bernama Munir, 31 tahun.
Resmob Polres Lutim berhasil meringkus Munir di kediaman orang tuanya Desa Manurun, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Jumat (3/9/2021). Hanya saja,
motif Munir tega menggorok leher kakaknya masih di dalami polisi.
Bahkan, pihak yang berwajib akan melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap Munir. Selain pelaku, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa parang
dan satu pasang pakaian.
Kasus ini bermula saat Salam sedang tidur di rumah empangnya. Saat terlelap, tiba-tiba seorang pria masuk ke dalam rumah empang miliknya dan menggorok leher Salam. Beruntung Salam bisa menyelamatkan diri. Menggunakan perahu, dia menuju ke permukiman warga untuk meminta pertolongan.
Dengan luka terbuka di leher dan darah terus bercucuran, dia berhasil diselamatkan warga. Salam kemudian dibawa ke Puskesmas Malili untuk mendapat pertolongan medis. Selanjutnya, korban dibawa ke RSUD I Lagaligo Wotu. (***)