PALOPO — Dinas Perindustrian Kota Palopo mengelola sagu kering menjadi tepung sagu yang bisa bertahan 1 tahun.
Selain itu, tepung sagu tersebut juga bisa dikemas dalam kemasan plastik sehingga mudah dibawa keluar kota. Kepala Dinas Perindustrian Kota Palopo, Burhan Nurdin kepada Koran SeruYA menyebutkan bahwa Sagu yang diproduksi ini nantinya akan digunakan untuk pameran.
Tepung sagu itu juga digunakan untuk melatih pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) binaan Dinas Perindustrian yang bergerak di bidang pengelolaan sagu.
“Yang ada saat ini sebenarnya untuk kami latih. Namun tidak secara massal. Beberapa IKM yang membutuhkan kami layani, demikian juga pabrik yang lain seperti pabrik coklat,” kata Burhan.
Lebih lanjut dia menambahkan bahwa dari kegiatan produksi di dinas Perindustrian kota Palopo ini diharapkan peralatan dan pabrik yang ada di dinas Perindustrian ini bisa dimanfaatkan oleh para IKM sesuai dengan bidang yang mereka geluti.
“Terkait dengan mesin sagu ini kita jadikan wahana bagi mereka untuk mempelajari pengelolaan sagu. Karena sagu dikelola sini hasilnya sangat bagus dan daya tahan penyimpanannya juga cukup lama. Selain itu, bisa bertahan digunakan hingga 1 tahun dari awal produksi sampai pada pemanfaatannya,” ujar Burhan.
Sementara itu, Kepala UPT Industri Pangan, Sugianto menjelaskan bahwa pengelolaan sagu yang ada di dinas Perindustrian ini adalah sagu basah yang dicuci dan disaring kembali sampai fresh untuk dijadikan tepung sagu .
“Sagu ini kami cuci setelah itu disaring dan dipress menggunakan alat press. Kemudian kami keringkan dan disaring lagi hingga menjadi tepung sagu,” jelas Sugianto.
Ditambahkan Sugianto, tepung sagu kering selain bisa diolah untuk menjadi kapurung juga dapat digunakan untuk bahan kue. Jika dikemas dengan baik bisa bertahan hingga satu tahun dan mudah dibawa kemana-mana. Karena bentuknya yang kering beda dengan sagu yang ada di pasar. (jun)