Ini peringatan keras bagi pria hidung belang yang kerap ‘jajan’ di kawasan Terminal Dangerakko Kota Palopo, atau eks lorong BCA lama. Ditengarai ada dua orang pekerja seks komersial atau PSK yang kerap mangkal di kawasan itu terinfeksi HIV/AIDS.
Praktik ‘bisnis lendir’ atau prostitusi di kawasan eks lorong BCA lama di kawasan Terminal Dangerakko Kota Palopo, sudah sangat meresahkan masyarakat sekitarnya. Apalagi, meski sudah seringkali dirazia pihak Kepolisian bersama stakeholder terkait, praktik prostitusi di kawasan tersebut tetap berlangsung. Hampir tiap malam terjadi transaksi seksual di kawasan tersebut.
Babinkamtibmas Kelurahan Dangerakko, Aiptu Ruslan membenarkan, jika praktik ‘bisnis lendir’ liar di kawasan lorong eks BCA Lama di kawasan Terminal Dangerakko Palopo sudah berlangsung lama, bahkan terjadi hampir setiap malam. “Masyarakat sekitar sudah sangat resah, apalagi berlangsung hampir tiap malam,” kata Aiptu Ruslan saat hadir sebagai narasumber di Redaksi KORAN SERUYA, melalui program ‘Maccarita’ SERUYA TV, akhir pekan lalu.
Aiptu Ruslan mengakui, pihaknya bersama Babinsa dan Pemerintah Kelurahan Dangerakko telah berulangkali melakukan razia, tetapi praktik prostitusi tersebut tidak pernah bisa hilang. “Persoalannya, setiap ada PSK yang diamankan dalam razia, tidak ditangani instansi terkait. Begitu dirazia, didata kemudian dipulangkan. Setelah itu, mereka kembali beroperasi di kawasan Terminal Dangerakko,” kata Aiptu Ruslan, prihatin.
Yang membuat Aiptu Ruslan sangat khawatir, karena tersiar adanya sekitar dua PSK di kawasan itu terinfeksi HIV/AIDS. “Ada informasinya seperti itu, dua orang kena HIV/AIDS. Kalau kondisi ini terus biarkan, maka menjadi masalah kesehatan serius di Kota Palopo. Penularan HIV/AIDS akan semakin meluas di Palopo. Jadi perlu perhatian serius semua pihak terkait,” imbuh Aiptu Ruslan.
Diketahui, pada Kamis malam lalu, 3 November 2022, aparat gabungan dari Polres, TNI serta Pemkot Palopo menggelar razia di terminal Dangerakko. Razia tersebut untuk memberantas penyakit masyarakat seperti transaksi seks yang kerap terjadi di sekitar Terminal Dangerakko pada malam hari. Dalam razia tersebut, petugas mengamankan seorang mucikari berinisial IN, dan seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) berinisial A (20).
“Masyarakat resah dengan aktivitas di sekitar Terminal Dangerakko. Makanya, kita langsung menggelar razia di malam hari,” kata Bhabinkamtibmas Kelurahan Dangerakko, Aiptu H Ruslan.
Dari pengakuan A, setiap kali berhubungan seks dengan pria hidung belang, tarifnya antara Rp 300 hingga Rp 500 ribu. “Kalau 300 ribu, 100 ribu untuk mucikari. Kalau 500 ribu, 200 untuk mucikari,” katanya.
A mengaku sudah setahun melakoni hidup sebagai penjaja seks. Adapun tempat untuk melayani pria hidung belang di salah satu wisma dengan tarif Rp 50 untuk sekali kencan. “Dalam semalam saya biasa melayani tiga sampai empat orang. Orangtuaku juga tahu saya bekerja begini,” katanya.
Mucikari dan PSK tersebut kemudian dibawa ke rumah singgah Bhabinkamtibmas di Masjid Terminal Palopo untuk diberikan pembinaan agar tak mengulangi lagi perbuatannya.
Aiptu H Ruslan meminta kepada masyarakat agar turut berpartisipasi dalam menjaga kondusifitas kamtibmas di wilayah hukum Kota Palopo. ” Caranya dengan menginformasikan ke Call Center 110 dan kantor polisi terdekat. Atau menelpon nomor Call Dumas Polres Palopo 082188448253 apabila mengetahui adanya gangguan Kamtibmas yang memerlukan kehadiran anggota polisi,” kata H Ruslan. (and)