KISAH INSPIRATIF !!!! Muhammad Hafiz Faturrahman Siswa SMA 1 Palopo, Tak Malu Jualan Gorengan Keliling dan di Sekolah, Bercita-cita Jadi Anggota TNI

38
ADVERTISEMENT

PALOPO —  Ketika sebagian besar remaja menikmati waktu pulang sekolah untuk bersantai dirumah atau bercengkrama dengan keluarga , ia justru harus menghabiskan waktu dengan mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Dialah Muhammad Hafiz Faturrahman, siswa SMA 1 Palopo. Setiap hari harus berkeliling menjajakan gorengan dengan berjalan kaki, menembus teriknya matahari dan derasnya hujan, tanpa pernah mengeluh meski lelah kerap menghampiri.

ADVERTISEMENT

Karena baginya, pulang ke rumah tanpa membawa hasil bukanlah pilihan yang bisa diambil. Gorengan yg ia jual adalah milik tetangga yang tak jauh dari rumahnya, di jalan Sungai Rongkong, Kelurahan Sabbamparu.

Berbekal keranjang merah andalan yang tergantung di lengan kanan, dan botol saus yang ditenteng di lengan kirinya, Hafiz melangkah dengan semangat mebawa ratusan gorengan menyusuri setiap sudut kota Palopo, berharap ada yang membeli dagangannya.

ADVERTISEMENT

Ia juga tak malu menjajakan dagangnya di sekolah saat jam istirahat. Hafiz bercerita ia mulai berjualan karena tawaran dari seorang teman. Ketika itu, ia masih duduk di bangku kelas satu sekolah dasar. Tanpa fikir panjang, ia langsung menerima. Awalnya, hanya ingin mencoba, tetapi keadaan memaksanya untuk bertahan.

Kini, jualan bukan lagi sekedar pekerjaan, melainkan satu-satunya jalan yang ia tempuh untuk bisa mandiri. ” Saya tak ingin menjadi beban keluarga,” katanya. Ia merasa malu jika terus-menerus meminta uang, padahal ia tahu dirinya bisa berusaha sendiri. Namun, jawaban itu menyimpan kepedihan karena di usianya yang masih belia, ia seharusnya belum perlu berpikir sejauh itu.

” Sebenarnya orang tua sempat melarang untuk jualan. Tapi saya tetap pergi. Akhirnya mereka pasrah,” kata Hafiz. Upah dari berjualan tak seberapa, tetapi ia tak pernah mengeluh. Setiap rupiah yang ia dapatkan bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk membantu keluarganya. Dari hasil usahanya, Hafiz bahkan mampu membeli satu unit motor seharga jutaan rupiah.

Ia juga tak lupa menyisihkan sebagian uangnya untuk tabungan, berharap suatu saat bisa meraih mimpinya. Tak banyak yang tahu, Hafiz menyimpan impian besar di hatinya. Ia ingin menjadi seorang abdi negara, mengabdikan diri sebagai anggota TNI. Kesungguhannya memang mendapat perhatian dari Dandim 1403 Palopo, Letkol Armed Kabit Bintoro, yang mengarahkannya untuk berlatih fisik di Lapangan Gaspa dengan bimbingan personel Kodim.

Tetapi, Hafiz tahu bahwa perjuangannya masih panjang, dan jalannya masih terjal. Sebagai anak bungsu dari enam bersaudara, Hafiz tumbuh menjadi pribadi yang santun, ramah, dan sabar. Bertahun-tahun ia berjualan tanpa mengenal gengsi, bukan karena ingin, tetapi karena merupakan suatu keharusan.

Sikap inilah yang membuat para pelanggannya terharu. Mereka bangga pada Hafiz, tetapi di saat yang sama, mereka juga merasa prihatin. Seperti yang diceritakan salah seorang pelanggannya. Ia menjadi saksi bagaimana hafiz berjuang, dan bagaimana remaja itu bertahan . ” Ia tak malu jualan seperti remaja lainnya,” kata salah seorang pelanggannya. (*)

 

ADVERTISEMENT