Malangke Barat — Para ibu rumah tangga (IRT) di Desa Waelawi Kecamatan Malangke Barat (Malbar) berhasil memproduksi tiga produk olahan berbahan dasar sagu, masing-masing dengan merk kemasan Bagea Waelawi, Tepung Sagu Waelawi, dan Abon Bandeng Waelawi. Keberhasilan para IRT ini tidak terlepas dari bimbingan para Mahasiswa STIE Muhammadiyah Palopo yang melakukan KKN PPM di wilayah tersebut.
“Sengaja kita melibatkan para ibu rumah tangga dalam kegiatan simulasi pembuatan produk berbahan dasar sagu dalam rangka memberikan pemahaman kepada mereka betapa di desa ini potensinya sungguh luar biasa jika dikelola secara baik dan konseptual. Ini lebih kepada bagaimana mengembangkan potensi yang dimiliki desa ini,” tutur Arfan Amrin, Pembimbing Mahasiswa KKN STIEM Palopo Posko XXI yang juga ikut dalam kegiatan simulasi tersebut, Sabtu (14/7/2018).
Sebelumnya, kata Arfan, mahasiswa melakukan survei/wawancara dengan warga setempat. Dari hasil identifikasi itu, terungkap bahwa potensi pohon sagu dan tambak ikan bandeng di desa itu sangatlah besar. Namun, kata Arfan, warga belum mampu mengelolanya dengan baik. “Warga setempat masih kurang inovatif dalam mengembangkan bahan dasar yang sebenarnya bermanfaat dalam peningkatan stabilitas ekonomi masyarakat desa,” ungkapnya.
“Itulah kemudian mahasiswa mencoba melakukan kegiatan simulasi pembuatan produk olahan sagu dan ikan bandeng dengan mengajak para ibu ini untuk terlibat di dalamnya,” terangnya. Masih Arfan, peserta diajak mengolah sagu dan ikan bandeng menjadi aneka kuliner yang nikmat. “Dalam satu hari, produk olahan yang dibuat berbagai macam. Tak hanya itu, peserta juga diberi pelatihan mengolah sagu menjadi tepung kering yang siap dipasarkan,” ucapnya.
Simulasi pembuatan produk berbahan dasar sagu dan ikan bandeng ini juga didampingi para pembimbing mahasiswa KKN. Selain Arfan Amrin, juga turut hadir memberikan bimbingan, Asriany, Sumiyati, Gau Basri, Ujar Asriany, dan Hasnah, serta salah satu staf STIE Muhammadiyah yang cukup mengerti tentang olahan produk berbahan dasar sagu. Menariknya, Kades Waelawi, Tasran, juga hadir memberikan semangat para ibu rumah tangga yang berkesempatan menimba ilmu dari mahasiswa KKN tersebut.
Kades Tasran merespon baik rencana pemberdayaan masyarakat, khususnya yang terkait dengan potensi sagu dan ikan bandeng. “Selama ini masyarakat hanya bisa mengolah sagu menjadi kapurung dan dange saja. Nah, sudah saatnya kita kembangkan potensi keanekaragaman ini melalui berbagai pelatihan seperti ini. Sagu dapat dipromosikan sebagai bahan pangan lokal yang sehat dan dikonsumsi karena mengandung karbohidrat yang bebas gluten dan rendah kalori serta glikemiks,” tandas Tasran. (man)