MASAMBA–Banjir bandang di kabupaten Luwu Utara memang sudah dua hari berselang. Namun, air mata warga terdampak di 6 kecamatan terdampak masih belum kering benar.
Koran Seruya mencatat puluhan orang masih dalam daftar pencarian Tim Gabungan yang dibentuk pemerintah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sendiri merilis sedikitnya 66 orang dinyatakan hilang data per Selasa kemarin (14/7). Terkait orang hilang akibat banjir bandang, awalnya, pihak BPBD menerima laporan 66 orang hilang.
Namun setelah ada warga yang melaporkan kembali, sehingga saat ini laporan korban hilang akibat banjir mencapai 34 orang.
Sedangkan jumlah orang meninggal dunia, disebutkan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Makassar, Mustari mengutip Antara, jumlahnya menjadi 19 orang per hari ini Rabu (15/7) dimana pada pukul 13.56 Wita siang tadi seorang warga yang belum terindentifikasi telah ditemukan tewas. Menyusul 2 lainnya yang juga ditemukan tewas yakni Yanti, yang ditemukan pagi tadi sekira pukul 09.30 Wita; Serta jenazah lainnya yang juga belum teridentifikasi, ditemukan pada pukul 09.35 Wita, sehingga total tewas menjadi 19 orang.
Saat ini, kata Mustari, tim gabungan masih terus melakukan pencarian menyusuri lokasi bencana air bah bercampur material lumpur dan kayu di tiga titik di Masamba, Radda dan Sabbang, tulis Antara.
Rencananya, pencarian akan dilaksanakan kembali Kamis, 16 Juni 2020 dengan melibatkan personel dari unsur Tim SAR gabungan untuk menyisir lokasi bencana.
Sedangkan jumlah pengungsi yang terdata sampai saat ini berjumlah sedikitnya 603 Kepala Keluarga, atau sebanyak 20.402 jiwa, yang tersebar di dua kecamatan masing-masing Kecamatan Masamba dan Kecamatan Sabbang.
Diketahui, dari perisitiwa banjir bandang ini, ada enam kecamatan terdampak, yakni, Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke, Malangke Barat.
Banjir itu juga menyisakan timbunan lumpur disertai pasir yang mengering setinggi 1-2 meter di Masamba, 3-4 meter di Desa Radda, Kecamatan Baebunta, serta 3-4 meter timbunan lumpur di Kecamatan Sabbang, Desa Sabbang, Desa Malimbu, Desa Salama dan Pengkendekan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara, Muslim Mukhtar mengungkapkan, saat ini tercatat 213 rumah tertimbun lumpur.
“Jumlah rumah yang tertimbun sedimen material lumpur ada sekitar 213 rumah, dan ada 10 rumah yang hanyut saat banjir melanda. Ada juga beberapa rumah yang sudah luluh lantak, tidak berbentuk lagi seperti rumah,” kata Muslim, Rabu (15/7/2020), mengutip Okezone.(iys)