Oma Irama Juara 2 Lomba Menulis Esai Bertema Sagu yang Digelar YPNS Luwu

98
ADVERTISEMENT

LUWU–Yayasan Negeri Pelapah Sagu (YPNS) serahkan penghargaan dan hadiah kepada 6 pemenang dari 32 peserta lomba menulis esai bertema sagu tahun 2021 penyerahan penghargaan tersebut berlangsung di Cafetaria BAS (depan Baruga Arung Senga), Belopa, kabupaten Luwu, Jumat (12/3/2021).

Lomba menulis esai yang bertemakan sagu diikuti sebanyak 32 peserta se-kabupaten luwu sehingga melahirkan 6 pemenang dengan nilai tertinggi. pemenang mendapatkan piagam penghargaan dan uang pembinaan.

ADVERTISEMENT

Ketua yayasan negeri pelepah sagu, Boy Hasyid menjelaskan 6 juara terpilih merupakan peraih nilai tertinggi dari 3 kriteria yang telah ditetapkan panitia pelaksana.

“ada tiga kriteria penilaian, yaitu isi esai yang dinilai keluasan, kedalaman dan ketepan terhadap tema. kemudian organisasi esai, penilaiannya, sistematika pengorganisasian pikiran dan penalaran dan yang terakhir, kebahasaan yakni kecermatan tata-tulis gaya bahasa dan kelancaran-kepaduan penulisan,” kata Boy.

ADVERTISEMENT

Berikut nama-nama pemenang beserta dengan judul karya tulis masing-masing:

Terbaik I Uspatul Khaera dengan judul meneroka kembali Tana Luwu Tanah Sagu

Terbaik II Oma Irama, dengan judul 1000 tahun sagu

Terbaik III Tiara Kuswah Zulpakar dengan judul optimasi potensi dan peluang bisnis sagu demi pengembangan agroindustri kabupaten Luwu.

Juara Harapan:

-Ulvha Riska safitri judul perjalanan sebuah sagu

-Syamsi Arif judul gerakan tanam sagu di pinggir sungai, pangan aman lingkungan terjaga

-Kamal Khatib judul produktifnya olahan sagu demi menembus bumn tanpa melupakan nilai-nilai kearifan.

Lomba karya tulis esai dengan tema sagu yang di inisiasi yayasan negeri pelepah sagu menjadi salah satu pencipta karya literasi di kabupaten Luwu.

Oma Irama dengan karyanya yang bertemakan 1000 tahun sagu menjadi juara ke-2 pada lomba karya tulis essai yang mulai disosialisasikan pada bulan Januari lalu.

Tulisan yang menggambarkan keadaan sagu pada 1000 tahun mendatang mendapat perhatian khusus dari tim penilai.

Dalam tulisanya Oma Irama menuliskan gambaran sagu yang akan hilang pada masa masa mendatang jika hari ini tanaman penghasil pangan pokok masyarakat luwu itu tidak mendapat perhatian khusus.

“Dalam tulisan saya singgung sagu yang merupakan bukan hanya menjadi pangan pokok masyarakat luwu namun juga menjadi warisan budaya untuk di lestarikan. jika hari ini sagu tidak mendapat perhatian khusus anak cucu kita nanti hanya akan mengenal nama sagu itu sendiri, dalam artian sagu telah tidak bisa di temukan di luwu ini,” katanya

Terkait dengan kegiatan penulisan karya tulis essai oleh yayasan negeri pelepah sagu dirinya menilai bahwa hal itu merupakan salah-satu langka untuk memperlihatkan keadaan sagu saat ini.

“ini menjadi stimulus untuk pemerintah daerah untuk turut serta memberikan arah kebijakan terhadap pakan lokal ini,” tutur alumni UNM itu

menurutnya kegiatan penulisan esai dengan tema lokal budaya harusnya mendapat respon positif agar kiranya sesering mungkin untuk dilaksanakan,” tambahnya.

Jika bisa lanjut oma, pemerintah jangan menunggu momen tapi menghadirkan momen itu sendiri demi kelestarian lokal budaya yang ada di kabupaten Luwu.

“Pemerintah harunya mendukung penuh kegiatan-kegiatan yang mendukung kultur literasi,” kunci oma.

(mita)

ADVERTISEMENT