BELOPA — Dalam beberapa kesempatan, pemerintah sering kali mengelu-elukan visi jangka panjang Indonesia untuk menjadi negara maju di tahun 2045, saat bangsa ini genap berusia 100 tahun. Namun satu hal yang mesti kita pertanyakan adalah bagaimana cita-cita besar itu dapat tercapai?
Tentu banyak hal yang harus dikerjakan pemerintah secara serius. Salah satu yang tidak kala penting, ialah pemerintah harus menyiapkan sumber daya manusia yang unggul, terampil dan berdaya saing. Dengan cara apa? Dengan menghadirkan pendidikan berkualitas tentunya.
Seperti yang sedang digagas oleh pemerintah kabupaten Luwu melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu, yakni memastikan bahwa di seluruh wilayah kabuputen yang berjumlah 300 ribu lebih jiwa penduduk ini, mutu pendidikannya harus berkualitas merata. Mutu pendidikan merata dari kota hingga pelosok desa.
Contohnya, beberapa upaya yang sedang dilakukan dinas pendidikan untuk mencapai kesetaraan pendidikan tersebut, salah satunya dengan memastikan koneksi jaringan internet untuk para pelajar di tingkat sekolah dasar hingga tingkat pendidikan menengah, memastikan jaringan internet di seolah-sekolah tersebut tersedia.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu (Kadisdik), Andi Palanggi, mengakui bahwa memang masih terjadi kejomplangan mutu pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berkedudukan di wilayah strategis dan non strategis. Misalnya, sekolah dasar yang berkedudukan di ibu kota kabupaten dibandingkan dengan sekolah dasar di pelosok desa. Ketersediaan jaringan internet jadi contoh kejompalangannya.
“Beberapa upaya yang akan dilakukan dinas pendidikan di perubahan anggaran 2024 dan pokok 2025. Pengadaan jaringan internet (starlink) di sekolah-sekolah blankspot (tanpa jaringan). Kita sudah lakukan pendataan dan insayaAllah kita tuntaskan di 2025,” ucap Andi Palanggi, Selasa (20/8/2024).
Internet starlink merupakan, kontelasi jaringan internet tanpa kabel dan terkoneksi langsung ke satelit orbit milik pengusaha asal Amerika, Elon Musk. Starlink pertama kali diresmikan di Indonesia tanggal 19 Mei 2024 silam di Denpasar, Bali.
Andi Palanggi berharap, upaya baik yang sedang digagas dinasnya itu tidak menuai jalan buntu, serta mendapat restu dari pihak-pihak terkait yang terlibat di dalamnya. “Di anggaran perubahan 2024 dan InsyaAllah kita selesaikan seluruhnya di tahun anggaran 2025. Saat ini baru akan memasuki proses pembahasan anggaran bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),” ujarnya.
Mantan Kepala Badan Pendapatan Daerah ini juga menambahkan, dari riset data lapangan, timnya telah mencacat kebutuhan jaringan internet starlink setidaknya kurang lebih 200 jumlah sekolah sudah termasuk di dalamnya SD dan SMP yang masuk dalam kategori blank spot ataupun low signal. Namun, untuk tahap pengujian pertama di tahun 2025, Dinas Pendidikan Luwu akan menganggarkan sekira 50 sekolah dahulu.
Untuk memulai inovasi pendidikan ini, Andi Palanggi bersama stafnya beberapa waktu lalu telah melakukan kunjungan lapangan ke SD Negeri 668 Pompengan Pantai. Kunjungan ke sekolah dasar tersebut sekaligus melihat langsung kondisi sekolah dan mutu kualitas pendidikan yang tersedia disana. Selain itu, SD Negeri 668 Pompengan Pantai yang berada di Kecataman Lamasi Timur ini masuk dalam area blank spot, juga kerap menjadi langganan banjir musiman. (mat)