LUMAJANG — Gunung Semeru mengalami erupsi, Sabtu (4/12/2021). Gunung Semeru memuntahkan awan panas yang menghanguskan apapun yang dia lewati. Sebanyak 13 orang dinyatakan meninggal dalam musibah ini.
Beberapa warga yang selamat kemudian mengisahkan pengalamannya saat menyelamatkan diri dari erupsi Gunung Semeru. Salah satunya ialah Wagira warga Dusun Kampung Renteng, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
Bersama sang suami Wagira mengisahkan dirinya lolos dari terjangan awan panas Gunung Semeru. Perempuan 40 tahun itu selamat setelah lari hingga 1 km.
Dilansir dari Detikcom, Wagira menyebut kejadian itu berlangsung sangat cepat dan suasana dalam keadaan gelap gulita. Sebab awan panas yang menyembur dari gunung menutupi matahari.
“Tiba-tiba langsung gelap. Tidak kelihatan. Kejadian jam 3,” tutur Wagira kepada wartawan di lokasi, Minggu (5/12/2021)
Menurut Wagira, saat kejadian dirinya mengaku tidak tahu akan ada awan panas. Ia baru sadar setelah suaminya berteriak untuk keluar dan mengajaknya langsung menyeberangi sungai dan berlari hingga 1 km.
“Ayo metu gununge mbledos (Ayo keluar gunungnya meletus), ayo keluar, cepat lari. Langsung lari, tidak masuk ke rumah, tidak bawa pakaian ganti. Langsung lari sampai sungai. Semua orang lari semua,” imbuhnya.
Saat berlari itu, lanjut Wagira, ia juga sempat melihat seorang sopir truk tengah terjebak di atas atap rumah dan meminta tolong. Namun saat itu, dia dan suaminya tidak bisa berbuat apa-apa.
“Saat itu, ada yang minta tolong di atas genting. Nggak bisa apa-apa. Kita cuma lari menyelamatkan diri saja saat itu,” tandas Wagira.
Dirinya dan suami pun bersyukur selamat dari peristiwa memilukan tersebut. Meski rumahnya tidak jadi korban, namun dirinya tetap ikut mengungsi. Sebab, dirinya khawatir bila awan panas itu kembali ‘mengejar’ warga.
“Khawatir dikejar-kejar lahar lagi, ini ikut mengungsi juga. Karena semua disuruh mengungsi,” tambahnya.
Sebelumnya, Gunung Semeru erupsi sekitar pukul 14.47 WIB. Warga berlarian menyelamatkan diri. Beberapa desa yang terdampak awan panas Gunung Semeru, yakni Kecamatan Pronojiwo meliputi Desa Curah Kobokan dan Desa Supiturang. Serta Kecamatan Candipuro meliputi Desa Sumberwuluh.
Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar menyebut 13 orang meninggal di kawasan Curah Kobokan. 41 Korban mengalami luka bakar lahar panas, 2 di antaranya ibu hamil yang mengandung usia 8 dan 9 bulan. Mereka dirawat di Puskesmas dan RS untuk perawatan intensif. Rata-rata korban mengalami luka bakar di wajah, tangan, kaki hingga sekujur tubuhnya. (***)
