Kisah Inspiratif : Silvani Bulisak, Mengangkat Gengsi Cakar dari Rebutan di Pasar Kini Dipajang di Butik

345
ADVERTISEMENT

PALOPO — Selama ini pakaian Cakar diindentikkan dengan kalangan bawah. Namun, Silvani Bulisak berhasil mengubah mindset itu. Lewat Women Second Import (WSI) yang berlokasi di Jl Batara, Kota Palopo, cakar kini menjadi barang berkelas.

Di butiknya, ada bermacam cakar yang dijual. Tapi bukan yang dihambur seperti penjual lainnya di pasar atau lapak-lapak. Barang dikemas, dilaundry, disetrika dan dipajang layaknya pakaian yang dijual di bukit-bukit terkenal.

ADVERTISEMENT

” Saya ingin mengubah mindset masyarakat. Cakar itu berebutan dan dihampar di lantai begitu saja. Dengan dilaundy, pakaian sudah tidak berbau karung lagi. Tidak lagi berpanas-panasan tetapi membeli di ruang ber-AC. Konsumen juga percaya diri memakai cakar,” katanya dalam Program Maccarita, di SeruYA Channel, Jumat (31/03/2023).

Setelah dibuka sejak 2019 lalu, Silviani kini punya pelanggan tetap dan dikenal oleh masyarakat. Bukan saja warga di Luwu Raya tetapi juga hingga ke Irian Jaya. Awalnya, WSI hanya dikelola oleh Silvani dan suaminya. ” Kini, saya punya 11 karyawan di butik,” katanya.

ADVERTISEMENT

Silviani menekuni usaha Cakar, berawal dari hobinya. Karena tak memiliki cukup uang untuk membeli pakaian branded, Silvani kerap mengunjungi lapak-lapan cakar yang berada di Pasar Sentral Palopo. Di situ ia bertemu dengan seorang penjual cakar yang mempercayakannya untuk menjual barangnya.

” Saya diberi harga Rp 15 ribu. Terserah saya menjual berapa. Saat itu, saya ambil sekitar 50 lembar pakaian. Alhamdulillah, semuanya terjual. Setelah itu, saya dan suami kemudian tertarik untuk menekuni bisnis ini,” katanya. Selain di rumah, ia juga menjual barangnya melalui live di media sosial. Kemudian membangun butik.

” Dulu hanya khusus untuk wanita. Sekarang, saya juga menyiapkan cakar untuk pria dan anak-anak. Saya juga punya banyak reseller di beberapa daerah hingga Kalimantan,” katanya. Kendati konsepnya sudah butik, WSI juga masih menjual pakaian mulai dari harga Rp 5 ribu.

” Tertinggi itu Rp 190 ribu. Cakar ini memang konsepnya harga merakyat,” ujarnya. Harapan terbesarnya saat ini adalah cakar bisa dilegalkan sehingga bisnisnya makin besar.

Bagi para pemula yang ingin terjun ke dunia bisnis, Silvina berpesan agar mengenyampingkan gengsi. Kemudian kepercayaan. ” Jangan lupakan media sosial. Bisnis sekarang harus pandai-pandai memanfaatkannya,” tandasnya. (and)

ADVERTISEMENT