PALOPO — Baru satu bulan lebih difungsikan, jembatan darurat di Salupikung, Kelurahan Rampoang, Kecamatan Bara, Kota Palopo, sudah mengalami kerusakan. Lantai yang terbuat dari papan mulai patah sebagian. Kondisi ini membahayakan bagi pengendara yang melintas. Apalagi, jalur tersebut merupakan poros trans Sulawesi.
Banyak mobil tonase besar yang melintas setiap hari membuat kerusakan makin parah. Lantaran tak ada upaya perbaikan dari pihak Balai Besar Jalandan Jembatan Provinsi Sulsel, masyarakat di Kelurahan Rampoang terpaksa berinisiatif untuk mengganti papan lama dengan batang pohon kelapa, Minggu (04/12/2022).
” Kami bersama pemerintah setempat dan warga khawatir dengan kondisi ini. Makanya, kami sepakat dan gotong royong bersama warga untuk mengganti papan lama dengan batang pohon kelapa,” kata Mahmuddin, Ketua RW 06 Kelurahan Rampoang, saat ditemui di lokasi. Saat pengerjaan berlangsung, arus lalulintas terpaksa dialihkan ke jalur alternatif.
Kondisi ini membuat kemacetan terjadi jalan poros Trans Sulawesi. Mobil bertonase besar terpaksa diminta untuk menunggu pekerjaan rampung. Setelah beberapa jam bekerja, penggantian papan jembatan akhirnya berhasil diselesaikan. Ia berharap, proses pengerjaan jembatan permanen segera ditenderkan.
“Masyarakat setempat berharap jembatan permanen harus segera ditenderkan. Setiap hari jalan Trans Sulawesi macet. Jadi pihak pemerintah kota Palopo dan Sulsel segera berkoordinasi,” katanya.
Diketahui, Jembatan Rampoang atau Jembatan Sungai Pikung Kota Palopo putus pada Selasa (18/10/2022) malam. Jembatan ini berada pada lintas tengah Sulawesi Selatan pada ruas jalan batas Kota Palopo-Luwu Utara. Jalur ini juga merupakan penghubung antara Kota Palopo dan Kabupaten Luwu Utara serta Kabupaten Luwu Timur.
Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, pihaknya akan segera membangun jembatan permanen untuk menggantikan jembatan darurat. ” Dananya sudah siap. Kemungkinan, awal tahun depan akan segera ditenderkan,” tandasnya. (ayb/roy)