Rian dan Stiven, Dua Pendaki yang Meninggal Dunia di Bawakaraeng Berasal dari Gowa

891
Tim Basarnas Sulsel mengevakuasi jenazah salah satu korban meninggal dunia di Gunung Bawakaraeng, Rabu (18/8/2021)
ADVERTISEMENT

KORANSERUYA.COM–Jasad dua pendaki yang meninggal dunia akibat mengalami hipotermia di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, berhasil diidentifikasi identitasnya. Selain itu, masih ratusan pendaki terjebak badai di Gunung Bawakaraeng, Rabu (18/8/2021).

Dua korban meninggal dunia yang jenazahnya ditemukan di lokasi terpisah, masing-masing Stiven dan Rian. Korban pertama atas nama Stiven, warga Palantikan Gowa, dekat Masjid Muhajirin. Seorang lagi atas nama Rian, tinggal di wilayah Samata, dekat BTN Samata, Gowa.

ADVERTISEMENT

Stiven ditemukan tak bernyawa di Pos 7, sedangkan Rian ditemukan meninggal di pos 5 Gunung Bawakaraeng “Identitas dua korban meninggal sudah diidentifikasi,” ujar Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Tinggimoncong, Inspektur Satu (Iptu) Hasan Fadly, Rabu (18/8).

Dari dua jenazah korban, jasad Stiven sudah dievakuasi ke Puskesmas Tinggimoncong. Sedangkan jenazah Rian masih dievakuasi tim SAR gabungan.

ADVERTISEMENT

Sebenarnya, berbagai pihak terkait di Gowa telah mengimbau pendaki agar tidak melakukan ekspedisi HUT Proklamasi RI ke-76 untuk mengibarkan bendera Merah Putih di Gunung Bawakaraeng. Alasannya, cuaca ekstrem sedang terjadi di Gunung Bawakaraeng.

Namun, imbauan berbagai pihak tidak diindahkan. Sekitar 812 pendaki dari berbagai kelompok pecinta alam dan organisasi berada di Gunung Bawakaraeng melakukan pengibaran bendera Merah Putih dalam rangka memperingati HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Namun, cuaca mulai tidak bersahabat sejak pagi hari pada tanggal 17 Agustus 2021. Sejumlah pendaki mengalami hipotermia.

Kepala Operasi SAR Makassar Muhammad Rizal menyampaikan, hingga Rabu (18/8/2021) sore ini, masih ratusan pendaki terperangkap badai. Tim SAR menyebut badai terjadi selama dua hari dua malam di puncak gununhg sehingga banyak pendaki yang mengalami hipotermia di Gunung Bawakaraeng.

“Sejak 17 Agustus, kami sudah meminta pendaki turun setelah merayakan 17 Agustus di atas puncak gunung. Kami sarankan dari puncak untuk turun pagi itu untuk menghindari badai lebih besar lagi, tetapi hanya sebagian yang turun,” ucap dia.

Dikatakan Rizal, sejak Selasa (17/8/2021) lalu, pihaknya telah menangani sekitar 30 orang yang mengalami hipotermia.

Sebelumnya diberitakan KORAN SERUYA, ada 2 pendaki yang meninggal dunia di Gunung Bawakaraeng. (***)

ADVERTISEMENT