PALOPO–Kasus jenazah Covid-19 asal Lamasi Timur Kabupaten Luwu yang kabarnya ditelantarkan di RSU Mujaisyah kota Palopo dan sempat viral, coba diluruskan oleh direktur rumah sakit tersebut, Jumat malam, 8 Januari 2021.
Dokter Muh. Jamil Jalias kepada Koran Seruya, saat dihubungi via telepon mengatakan, dirinya telah melakukan klarifikasi ke pihak Satgas Covid-19 kota Palopo, soal berita yang “mempopulerkan” nama rumah sakit yang terletak di KM 5 Temmalebba Kec. Bara itu di salah satu stasiun televisi nasional.
Ia kemudian menceritakan secara lengkap kronologis Pasien meninggal dunia yang bernama Agus (60 tahun), saat mulai dirawat hingga meninggal dunia pada pukul 22.00 Wita, Sabtu, 2 Januari 2021 lalu.
Berikut penuturan lengkap Direktur RSU Mujaisyah kota Palopo, dr Muh. Jamil Jalias:
Awalnya pasien masuk dengan gejala demam, disertai lemah kedua kaki, bicara cadel, mulut mencong ke kanan, dengan riwayat HT (Hypertensi atau darah tinggi, red).
Mulanya, pasien kami tempatkan di perawatan biasa karena belum adanya kecurigaan menuju Covid-19.
Setelah perawatan dijalani tiba-tiba, pagi keesokan harinya pasien mengalami sesak, dan dilaporkan ke dokter, setelah dokter melihat dan memeriksa pasien dokter melalukan tindakan swab karena sudah ada ciri-ciri menuju Covid-19, dan dilakukan pemeriksaan foto thorax.
Karena kondisi pasien semakin memburuk, pasien tidak jadi difoto (rontgen) dan akan dirujuk ke RSUD Sawerigading.
Karena kondisi pasien sesak benar, pihak RSUD Sawerigading menyuruh kami memperbaiki KU pasien, sejalan waktu kondisi pasien semakin sesak, saturasi sudah mulai turun, kira-kira kurang lebih jam setengah sepuluh pasien mengalami upnoe, dan berselang setengah jam kemudian pasien pupil mitriasis total dan dinyatakan meninggal…
Setelah pasien meninggal, kami menyiapkan semua kebutuhan untuk pemulasaran jenazah mulai dari kantong mayat, kain kafan, plastik, dan peti mati, dan kami laporkan ke Team Gugus/Satgas Luwu karena Pasien ini beralamatkan di Lamasi Timur, setelah itu kami juga berkoordinasi dengan Team Gugus Palopo, kami melakukan semua tindakan pemulasaran jenazah sesuai Protap Covid-19, cuma kami malam itu terkendala di imam.
Hampir dua jam kami mencari imam untuk dishalatkan, dan pada saat itu Team Gugus Covid-19 kota Palopo ada di Rumah Sakit bersama Kapolsek Wara Utara, setelah semua proses pemulasaran jenasah kami lakukan, tiba-tiba pihak keluarga meminta untuk dimakamkan di pekuburan dekat rumah mertuanya yang beralamatkan di Pepabri.
Tapi mereka tidak bisa menguburkan jenazah terkendala sama yang akan menggali kubur, karena belum ada orangnya, dan akhirnya mayat dititip dulu sampai pagi di rumah sakit.
Seandainya keluarga sepakat Tim Gugus yang menguburkan, kemungkinan mayat secepatnya dikuburkan.
Mengenai masalah kenapa keluarga pasien mengatakan bahwa tidak ditempatkan di ruang isolasi itu tidak benar, dan mengapa keluarga pasien bebas memeluk jenazah itu dikarenakan keluarga pasien banyak pada waktu itu, selama perawatan kami sudah menegur keluarga pasien untuk tidak terlalu banyak yang menjaga pasien dan perawat sering menegur untuk selalu memakai masker dan keluarga mengindahkan semuanya.
Pihak RSU Mujaisyah juga mengaku jika swab test pasien dilakukan pihaknya pada saat itu juga, dan hasilnya baru diketahui keesokan harinya pada Minggu (3/1) jam 2.00 Wita.
“Minggu jam 2 siang hasilnya menunjukkan positif Covid-19 tiba dari RSUD Sawerigading, kami di Mujaisyah hanya mengambil sampel atau specimen saja, tetapi kemudian dibawa ke Lab. RSUD Sawerigading untuk diperiksa, hasilnya baru keluar besoknya jam 2 siang,” jelas dr Jamil.
(iys)