KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Luwu Utara telah melakukan tahapan untuk penetapan calon bupati dan wakil bupati. Saat ini ada ada empat pasangan Calon Bupati akan akan bertarung di Pilkada Luwu Utara. Keempat pasangan calon bupati Luwu Utara yakni Andi Abdullah Rahim dan Jumail Mappile, Suaib Mansur dan Triyono Kusnan, lalu Arsyad Kasmar dan Muh Fajar Jabir serta Muhammad Fauzi dan Ajie Saputra.
Dari empat calon bupati tersebut, penerimaan masyarakat atau elektabilitas dari empat calon bupati tersebut, Muhammad Fauzi memiliki elektabilitas paling tinggi. Hal tersebut terlihat data survei yang dilakukan Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA pada tanggal 28 Juli hingga 3 Agustus 2024.
Muhammad Fauzi atau Abang 54,3 persen, Andi Abdullah Rahim 13,6 persen, Suaib Mansur 12,7 persen dan Arsyad Kasmar hanya 7,7 persen. Sedang swing voters atau suara mengambang alias suara beralih masih cukup tinggi yakni 11,6 persen.
Jika tiga calon bupati dan swing voters digabungkan, elektabilitas Abang masih cukup tinggi. Jika pemilihan Bupati Luwu Utara 2024 dilaksanakan pada tanggal 27 November 2024 mendatang, elektabilitas abang kemungkinan akan terus naik.
Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas yang dikonfirmasi membenarkan survei tersebut. Kata dia, survei Abang unggul dibanding kandidat lain.
Hal ini disebabkan faktor popularitas dan akseptabilitas menjadi sebab keunggulannya. “Popularitas Abang di Luwu Utara sangat tinggi. Hal ini diperkuat dengan komitmen Abang dalam membangun Luwu Utara. Hal tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat. Abang akan terus membangun dan memajukan Luwu Utara” ujarnya.
Saat pendaftaran 29 September lalu, Muh. Fauzi membeberkan alasan dirinya maju pada Pilkada 2024 dengan meninggalkan jabatan sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar. Muh. Fauzi menjelaskan bahwa dirinya memilih maju Calon Bupati Luwu Utara itu didasari keinginan untuk membangun Luwu Utara lebih baik lagi dan juga didasari perintah dari partai Golkar.
” Selain memang didasari keinginan untuk lebih memajukan Luwu Utara, saya pilih maju sebagai calon Bupati itu atas perintah partai,” ungkap Muh. Fauzi. Ia juga menjelaskan terkait dengan banyaknya isu dan persepsi yang muncul ditengah masyarakat dengan pilihannya maju sebagai calon Bupati dan mundur dari anggota DPR RI.
” Mengenai ada persepsi ditengah masyarakat, saya terpilih sebagai anggota DPR RI dan maju di Pilkada, yang seolah-olah saya meninggalkan kepercayaan yang telah diberikan masyarakat. Saya pikir ini sesuatu hal yang tidak melanggar dan tidak perlu dipertanyakan,” ucap Muh. Fauzi.
” Kalau itu mau dipertanyakan, Pak Jokowi juga harus kita pertanyakan pada saat dia maju di DKI sebagai persiden, ada yuriskudensinya. Perwakilan itu kan tidak perlu orangnya, di DPR RI masih ada orang Golkar, kalau kita lihat orangnya ya susah. kemarin-kemarin kan tidak ada perwakilan dari Luwu Utara tapi kan program tetap masuk ke Luwu Utara,” lanjut Muh. Fauzi yang akrab disapa Abang.
Selain itu kata Fauzi, pada saat partai memerintahkan, sebagai kader saya pasti siap melaksanakan perintah partai. ” Tidak ada satupun kader partai yang bisa menolak perintah partai. Jujur saja, dua hari saya di kandang paksa diminta partai Golkar untuk maju. Akan tetapi, Kalau ditanya soal keinginan atau kepentingan, secara pribadi kalau keinginan saya mungkin selesai kalau saya di DPR RI,” terang Muh. Fauzi.
Diketahui Pilkada Luwu Utara diikuti empat pasangan. Yakni, Abang Fauzi-Ajie Saputra, Suaib Mansur-Triyono, Arsyad Kasmar-Muh Fajar Jabir serta Andi Rahim-Jumail Mappile. (***)