Waspada !! Tidak Main-Main, Banjir Besar Ancam Palopo Beberapa Tahun Kedepan… Pemkot Disarankan Lakukan Ini

216
banjir melanda sejumlah kawasan permukiman penduduk di Kota Palopo, Sulsel, Kamis malam, 28 Maret 2024. Banjir ini terbilang besar merendam tidak kurang dari 2.000 rumah warga.
ADVERTISEMENT

PALOPO–Banjir besar mengancam Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan, beberapa tahun mendatang. Harus ada upaya konkrit dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Palopo melibatkan berbagai stakeholder terkait, termasuk perguruan tinggi yang ada di daerah ini, untuk mengatasi ancaman banjir besar.

Kerusakan hutan di daerah hulu Latuppa akibat berbagai pembalakan liat, termasuk alihfungsi hutan menjadi penyebab utama terjadinya banjir. Bahkan setiap hujan mengguyur daerah hulu Latuppa banjir langsung melanda Palopo.

ADVERTISEMENT

“Ekosistem hutan di hulu Latuppa, termasuk di daerah perbatasan Palopo dengan Luwu (Bastem) mengalami kerusakan yang sangat serius, sehingga selalu mendatangkan banjir setiap hujan lebat terjadi di daerah hulu. Ini ancaman serius, bahkan bisa mendatangkan bencana alam besar (banjir) bagi Kota Palopo beberapa tahun kedepan jika tidak ditangani,” kata Presedium Dewan Kehutanan Nasional, Dr Abdul Rahman Nur, S.H.,M.H kepada KORAN SERUYA, Jumat (29/3/2024).

Agar ancaman banjir tersebut bisa teratasi, Maman– begitu Dr Abdul Rahman Nur akrab disapa– menyarankan kepada Pemkot Palopo bahwa harus ada upaya serius pengelolaan kawasan hutan berkelanjutan di daerah hulu Latuppa. Apalagi, daerah hulu Latuppa juga menjadi sumber air utama bagi warga Kota Palopo, jika tidak ditangani serius akan menyebabkan PDAM Kota Palopo kesulitan mendapatkan sumber air untuk masyarakat.

ADVERTISEMENT

Sebagai salah satu upaya pengelolaan kawasan hutan berkelanjutan di hulu Latuppa, Maman menyarankan Pemkot Palopo menggandeng perguruan tinggi (PT) dan stakeholder terkait, termasuk masyarakat di daerah hulu, untuk bersama-sama mencari solusi penanganan kerusakan hutan di hulu.

“Kota Palopo memiliki PT terbanyak setelah Kota Makassar, sehingga baiknya PT bersama pemerintah dan masyarakat memikirkan solusi penanganan banjir di Kota Palopo yang hampir tiap tahun terjadi. Apalagi, ancaman banjir di Palopo tidak main-main beberapa tahun kedepan, jika kerusakan ekosistem di daerah hulu tidak tertangani dengan baik,” ujar akademisi Unanda Palopo ini.

Pemkot Palopo juga disarankan berkoordinasi dengan Pemkab Luwu, kata Maman, terkait penanganan kerusakan ekosistem di daerah hulu Latuppa, mengingat sebagian besar daerah hulu Palopo yang rusak masuk dalam wilayah Kabupaten Luwu, yakni kawasan Bonglo dan sekitarnya di Kecamatan Bastem.

“Dua daerah ini, Palopo dan Luwu mesti duduk satu meja mencari solusi terbaik penanganan kerusakan hulu. Sebab, bukan hanya Kota Palopo saja yang selalu terancam banjir dan longsor besar, daerah Luwu juga akan terancam bencana alam seperti wilayah Bua karena hulu rusak berat,” ujar Maman mengingatkan.

Diketahui, banjir melanda sejumlah kawasan permukiman penduduk di Kota Palopo, Sulsel, Kamis malam, 28 Maret 2024. Banjir ini terbilang besar merendam tidak kurang dari 2.000 rumah warga.

Dibeberapa kawasan, ketinggian banjir rata-rata 1,5 meter, sehingga BPBD Palopo sempat melakukan evakuasi terhadap warga khususnya lansia dan anak-anak. Kawasan terparah dilanda banjir, salah satunya Jalan Belimbing di Kelurahan Dangerakko.

Penjabat (Pj) Walikota Palopo, Asrul Sani turun langsung memantau kawasan yang terdampak banjir bersama sejumlah pejabat terkait. Dia mengaku sangat prihatin atas bencana alam ini.

Asrul Sani menyaksikan banyaknya material batang kayu yang terbawa banjir dari hulu. “Banyaknya kayu terbawa banjir dari hulu mengindikasikan terjadi kerusakan hutan di hulu diduga akibat pembalakan liar. Kita akan turunkan tim selidiki,” ujar Asrul Sani.

Asrul Sani menilai ada dugaan alih fungsi hutan di hulu Sungai Latuppa. Aktivitas itu mengakibatkan Palopo sampai diterjang banjir tiga kali dalam sebulan. “Kita duga memang ada alih fungsi lahan dan pembalakan liar yang terjadi,” ungkapnya.

Dia mengutarakan, pihaknya akan melakukan penelusuran terkait pembalakan liar. Pihaknya akan menindak tegas aksi ilegal tersebut. “Kita akan libatkan Polisi dan TNI cek ke sana, ini persoalan serius. Kita akan tindak kalau temukan aktivitas ilegal seperti itu,” ucap Asrul.

Sementara itu, Kepala BPBD Palopo, Burhan Nurdin menyebut, banjir melanda beberapa kelurahan di Palopo akibat air sungai Latuppa meluap merendam permukiman penduduk seperti di Kelurahan Dangerakko, Amasangan, Surutanga, dan wilayah pesisir Palopo di Kecamatan Wara Timur.

Burhan menyebut, akibat banjir ini, sekitar 2.000 rumah warga terendam banjir disertai lumpur. “Warga yang rumahnya terendam banjir ketinggian mencapai 1 meter dievakuasi, seperti di Jalan Belimbing,” katanya. (***)

 

 

ADVERTISEMENT