KORANSERUYA.COM–Seorang Perwira Polri asal Polda Sulbar, AKBP Andi Yunus Halid sangat tegar menerima informasi puterinya yang sedang kuliah di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, meninggal dunia dalam keadaan diduga gantung diri, Sabtu (11/9/2021) malam.
Perwira Polri ini bahkan membopong sendiri jasad puterinya bernama Qanita Amalia alias QA dari dalam rumah kosnya ke atas mobil untuk dibawa pulang ke kampung halamannya di Jalan Sukowati, Kabupaten Pangkep, Sulsel.
Kasus bunuh diri puteri Perwira Polri ini terjadi di Komplek Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Makassar, Sulsel. Jasad mahasiswi semester akhir jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis (FEBI) Unhas ini, ditemukan pertama kali tergantung oleh pamannya.
Beberapa jam setelah jasad puterinya ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia, sang ayah tiba mengendarai mobil sedan hitam ditemani beberapa kerabatnya. Termasuk ibu korban yang tak henti-hentinya menangis mengetahui puterinya meninggal dunia.
AKBP Andi Yunus Halid saat tiba di kosan puterinya, Minggu (12/9/2021) dini hari, bersama beberapa keluarganya langsung berjalan masuk ke dalam rumah menyaksikan jasad puterinya. Beberapa saat kemudian, dia keluar dari rumah membopong jasad puterinya. Dia tampak tegar. Warga yang menyaksikan kejadiaan itu sangat terharu.
“Terima kasih banyak semuanya,” ucap Andi Yunus Halid saat hendak menaiki mobil kepada petugas Kepolisian dan warga.
Jasad mahasiswi berparas cantik ini dibawa ke kampung halamannya untuk dimakamkan. Orangtuanya, terutama ayahnya yang seorang perwira Polri berpangkat AKBP menolak jasad puterinya dibawa ke RS Bhayangkara untuk autopsi karena meyakini puterinya meninggal karena murni bunuh diri.
Hal tersebut juga dibenarkan Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea Iptu Nurtjahyana, Minggu (12/9/2021). Menurut dia, orangtua korban menolak jasad korban diautopsi karena tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada jasadnya, dan meyakini korban murni bunuh diri.
Kasus bunuh diri mahasiswi Unhas Makassar ini masih dalam penyelidikan polisi. Saat olah TKP, polisi menemukan sepucuk surat di sekitar jenazah korban. Surat itu ditulis korban diduga sebelum gantung diri.
Adanya penemuan surat itu memunculkan dugaan bahwa QA nekad mengakhiri hidupnya gegara persoalan asmara. Namun polisi tak mau berspekulasi dengan motif tersebut. “Kita masih selidiki, memang ada surat ditemukan didekat jenazah korban,” kata Iptu Nurtjahyana.
Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswi Unhas bernama Qanita Amalia ditemukan di depan pintu kamarnya dalam kondisi leher terlilit tali jemuran. Korban diduga bunuh diri.
Kasus bunuh diri mahasiswi puteri perwira Polri ini terjadi di Kompleks Perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BPT) Kota Makassar, Sulsel. Kejadian ini
membuat warga sekitar geger. Jasad korban pertama kali ditemukan pamannya. (*)