BELOPA — Kabar tak sedap menerpa PT Masmindo Dwi Area (MDA). Tersiar kabar, perusahaan tambang emas ini merumahkan sejumlah karyawannya. Sejumlah karyawan yang dirumahkan itu karena dikeluarkannya kebijakan rasionalisasi pegawai oleh perusahaan. Karyawan berstatus kontrak yang habis masa kerjanya tidak diperpanjang lagi. Dan karyawan berstatus permanen diputuskan hubungan kerjanya.
Hal tersebut dibenarkan PT Masmindo melalui, Corporate Cummunications Head Masmindo, Yultiara Djafar melalui siaran pers diterima, Jumat (27/9/2024) lalu. Hanya saja, Yultiara tidak menjelaskan secara rinci berapa jumlah karyawan terkena dampak pemberhentian kerja itu.
Salahsatu alasan tak diperpanjangnya kontrak dan diputusnya hubungan kerja sejumlah karyawan karena, semakin tertundanya realisasi investasi PT Masmindo di Kabupaten Luwu. Itu lantaran perusahaan diterpa berbagai gejolak atas pembebasan lahan di wilayah konsesi yang masih mengalami kebuntuan. Misalnya, saling klaim antar pemilik lahan dan tingginya harga yang diminta bahkan melebihi nilai yang ditetapkan oleh kantor jasa penilai publik.
“MDA memahami betul program rasionalisasi perusahaan berdampak pada beberapa karyawan yang masa kontraknya telah habis dan tidak diperpanjang. Kebijakan ini tidak hanya berlaku di Luwu, melainkan juga di kantor pusat Jakarta. Dalam hal ini perusahaan akan tetap memperhatikan para karyawan yang menerima pengakhiran masa kerja bagi yang berstatus karyawan kontrak dan pemutusan hubungan kerja untuk karyawan permanen,” kutipannya.
Meski demikian, PT Masmindo tetap kooperatif, perusahaan akan memberikan rekomendasi kerja terhadap para karyawan yang terdampak pemberhentian kerja.
“MDA akan memberikan rekomendasi kepada perusahaan -perusahaan rekanan yang beroperasi di proyek awak mas, yang membutuhkan tenaga kerja dengan kemampuan dan pengalaman yang sesuai dengan kualifikasi yang telah diberikan MDA kepada karyawannya,” imbuhnya. (mat)
