NASIB seseorang tak bisa ditebak. Kerja keras dan kepercayaan adalah kuncinya. Prinsip itu dipegang teguh oleh Ery, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Palopo.
Dia tak pernah menyangka akan menjadi orang sukses seperti saat ini. Kiprahnya berawal dari di dunia perhotelan dari tingkat paling bawah yakni Room Boy di Hotel Buana Palopo, tahun 1998 silam. Sebagai room boy tugasnya adalah melayani seluruh tamu yang menginap di hotel tempatnya bekerja. Dia bertahan di hotel tersebut selama setahun lebih.
Karena ingin mencoba mencari suasana baru, Ery lalu pindah ke Hotel Kumala di depan Polres Palopo. Tugasnya tetap sama, yakni melayani tamu hotel alias Room Boy. Sejak itu, dia mencari pengalaman dari hotel ke hotel. Tahun 2003, keberuntungan berpihak kepadanya. Ia ditawari menjadi asisten manajer di Hotel Mulia Indah.
” Saya dipercaya menjadi Asisten Manajer karena pemiliknya fokus bekerja di bank. Saya berusaha untuk menjaga kepercayaan itu,” katanya. Dalam bekerja kata pria berambut cepak ini, dia selalu bersungguh-sungguh. Baginya, tamu hotel adalah segalanya. ” Tamu adalah raja. Itu prinsip yang saya pegang,” ujarnya.
Hasilnya sebagai Asisten Manajer di Hotel Mulia, ia tabung. Kemudian, dia memulai usaha catering. Pelanggannya adalah karyawan di sejumlah kantor di Palopo. Bisnis cateringnya berjalan lancar dan makin banyak pesanan. Tak mau berhenti, dia lalu terjun ke bisnis handphone atau telepon genggam.
” Saya mendapat modal. Saya membuka counter HP sekaligus membuka warung malam,” katanya. Pada tahun 2009, Heri punya niat mengelola hotel. Hanya bermodalkan kepercayaan. “Saya kelola hotel orang hanya modal kepercayaan. Mengelola wisma Idola, wisma Pelangi. Kemudian membangun hotel Warna dan hotel Harapan,” jelasnya.
Kini dia memiliki sejumlah hotel. Karyawannya sudah puluhan orang. ” Saya bersyukur. Dulu menjadi karyawan, kini sudah bisa menggaji beberapa orang di hotel yang saya miliki,” katanya. Heri memiliki prinsip memulai usaha tidak boleh setengah-setengah. “Kalau mau memulai usaha harus betul-betul yakin. Kalau setengah-setengah lebih baik berhenti,” katanya.(asmar/adn)