Luwu — Investor asal Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, siap menanamkan modalnya di Kabupaten Luwu.
Investor dari PT Mutiara Pantilang itu akan membangun pabrik penggilingan padi berskala besar, Rice Milling Plant (RMP) di Bua, Kabupaten Luwu. Rencana lokasi RMP ini di Dusun Lamone Desa Karang-Karangan, dengan luas lahan 3 hektar.
Hal itu terungkap saat ekspose di hadapan Bupati Luwu, H Basmin Mattayang, terkait rencana pengadaan Rice Milling Plant berskala besar itu.
Bupati Luwu, H Basmin Mattayang, membeberkan hasil pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo bersama seluruh kepada daerah di Jakarta baru-baru ini.
“Baru-baru ini kami rapat dengan Presiden, seluruh kepala daerah hadir. Salah satu penekanannya adalah bagaimana mempermudah perizinan pada investor yang siap bekerja,” ujarnya.
Terkait pertanian di Luwu, kata Basmin Mattayang, masalah di Luwu bukan gagal panen karena hama, tapi gagal panen karena kurangnya alat pertanian.
“Sehingga kita mencari investor yang mau memajukan pertanian di Luwu. Hari ini ada yang ekspose dengan kita tentu kita menyambutnya dengan baik,” katanya.
“Tentunya investor yang tanam saham dengan catatan memperhatikan masyarakat sekitar dan kelestarian lingkungan dan investor ini siap kerja,” ujarnya.
Basmin Mattayang, menyampaikan bahwa Luwu saat ini membutuhkan penggilingan gabah dengan skala besar.
“Pesan saya nanti, baik investor maupun pengusaha lainnya jangan menimbang gabah petani pada malam hari, ini jelas tidak benar, saya minta kepala desa dan camat tegur jika ada seperti ini,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Mutiara Pantilang, H Kadar, saat melakukan ekspose, mengatakan, sejak dua bulan lalu, pihaknya telah membeli lahan seluas 3,5 hektar.
“Dua bulan lalu kami beli tanah di Desa Karang-Karangan seluas 3,5 hektar dan sekarang proses balik nama ke perusahaan kami. Alat untuk pematangan lahan kami sudah ada di Padang Sappa, termasuk seluruh alat berat,” ujarnya.
H Kadar, mengatakan rencana pembangunan RMP akan dilakukan tahap demi tahap, diawali pematangan lahan selama tiga bulan. Selanjutnya pembangunan infrastruktur pabrik sekira empat bulan.
“Kami adakan 3 unit, satu unit bisa menghasilkan 30 ton. Jadi dalam waktu 16-17 jam bisa produksi gabah 90 ton untuk 3 unit. Produksi kami untuk beras 5 ton per jam, dengan menghasilkan beras prima sampai 3 kali proses pemisahan. Tahap pertama ini kami adakan satu unit,” rincinya.
H Kadar, sendiri adalah pengusaha asal Sangata, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, namun pria ini kelahiran Padang Sappa. (fit)