WISATA Wisata sejarah memang menyenangkan, selain menarik traveler akan menambah wawasan. Wisata sejarah di Pamona Timur cukup unik, yaitu
mengunjungi gua tengkorak!
Mengulik sebuah sejarah menjadi daya tarik perjalanan saya kali ini di kawasan Pamona timur Kabupaten Poso, salah satu kabupaten andalan tujuan wisata
Sulawesi Tengah. Pesona alam dan budayanya memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Dilansir dari detikTravel Community, rasa penasaran mengenai cerita gua di kampung Penggoli tepatnya berada di Pamona Timur, yaitu salah satu gua yang menyimpan tengkorak selain gua Pamona dan gua Latea yang merupakan cagar budaya Sulawesi Tengah.
Dahulu, suku Pamona mempunyai adat untuk menguburkan orang yang telah meninggal ke dalam gua, sehingga ditemukan beberapa gua-gua peninggalan suku Pamona
yang berisikan peti jenazah berisikan tengkorak, kebudayaan ini masih terus berlangsung sekitar awal abad ke-17 sebelum Belanda masuk ke wilayah dataran
tinggi Sulawesi Tengah.
Memungkinkan untuk ditemukan gua sejenis di lokasi yang berbeda pada kawasan Pamona, informasi keberadaan gua yang saya dapatkan merupakan hasil dari
percakapan saya dengan seorang kerabat terdekat saya bernama Azis Salamba yang juga sebagai pemandu saya hari ini. Kebetulan dia bermukim dekat dengan lokasi
gua di kampung Penggoli dan sedikit banyak mengetahui informasi tentang gua di kampung Penggoli.
Melewati jalanan setapak di antara perkebunan sawit dan pohon cokelat milik warga dan menuju ke lokasi gua menjadi petualangan baru buat saya. Tidak jarang
sesekali kami harus menanyakan pasti arah ke lokasi gua.
Terlihat sebuah bukit terjal dan bebatuan besar di antara pepohonan rica milik masyarakat yang membuka lahan untuk berkebun tepat di samping gua. Saya pun
harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk melangkahkan kaki diantara hela nafas yang terengah-engah karena jalan yang sedikit curam.
Tiba di lokasi gua, tampak terlihat peti jenazah yang terbuat dari kayu tampak tua dan lapuk dimakan usia berjejer. Sayapun tiba di pintu gua terlihat sebuah
peti dengan tumpukan tengkorak.
Ada sesuatu yang lain ketika saya sedang mengabadikan momen diantara peti jenazah yang berisikan tumpukan tengkorak.
Sebuah sentuhan mengusap ke bagian kaki seperti usapan tangan seseorang seolah menyambut kehadiran saya dan membuat saya semakin penasaran untuk melihat
kedalam gua. Namun, kondisi pintu masuk gua begitu sempit sehingga saya hanya dapat melihat depan mulut gua di antara sela sela gua.
Kemungkinan di dalam ada terdapat lebih banyak lagi peninggalan Arkeologis. Saya sangat senang dengan petualangan kali ini walaupun harus sedikit kecewa
karena tidak dapat masuk ke dalam gua karena kondisi gua yang tidak memungkinkan untuk dapat dimasuki, namun ini akan menjadi cerita dan pengalaman yang
menarik khusunya untuk traveler menemukan sensasi baru berpetualang bersama gua di kampung Penggoli yang berbatasan langsung antara Desa Pancasila dan Desa
Tiwaa. (*/tari)