MALILI–Kasus cabul yang dilakukan oknum guru SD di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulsel, menyita perhatian stakeholder pendidikan di daerah itu. Sebab, oknum guru SD berinisial BN ini diduga mencabuli 11 siswinya.
Oknum guru cabul ini, BN telah diamankan polisi. Bahkan, demi menjaga keamanannya, guru ini diserahkan ke Polres Lutim di Malili untuk diproses hukum sejak Rabu (4/3/2020) lalu.
Sejauh ini, sebanyak 10 korban sudah diperiksa polisi dari 11 korban. Dari pemeriksaan 10 korban, BN sudah sering mencabuli sejumlah siswinya. “Iya, benar pelaku (BN) sudah diamankan. Ada 11 korbannya, tapi baru 10 diperiksa,” kata Kapolsek Towuti, AKP Martinus W, Kamis (5/3/2020).
Dalam melakukan aksinya, usai mencabuli siswinya, BN selalu mengancam korban agar tidak memberitahukan siapapun perbuatannya, termasuk kepada orangtua para korban. Lantaran diancam, para korban tidak berani mengadukan perbuatan sang guru kepada orangtua mereka, termasuk guru lainnya di sekolah.
Dari pengakuan beberapa korban, perbuatan cabul dilakukan BN terhadap korban didalam kelas, saat kelas sepi. BN menggerayangi tubuh siswinya, termasuk alat kelamin para korban.
Lantas, bagaimana muasalnya sampai perbuatan pelaku ketahuan hingga diciduk polisi?
Ternyata, gerak-gerik sejumlah siswi yang jadi korban cabul oleh BN sangat mencurigakan di mata guru lainnya. Sebab, para siswi yang jadi korban cabul tampak ketakutan jika BN masuk mengajar ke kelas mereka.
Akhirnya, atas inisiatif sejumlah guru, satu per satu siswi yang seperti ketakutan setiap BN akan mengajar didekati dan diajak bicara. Akhirnya para siswi itu menceritakan semua perbuatan BN kepada gurunya.
“Para korban dibawah tekanan sehingga seperti ketakutan. Namun, setelah didekati dan diajak berbicara guru lainnya, para korban akhirnya menceritakan semua perbuatan BN. Berawal dari sinilah perbuatan BN terhadap 11 siswinya terbongkar,” kata AKP Martinus.
Setelah para korban menceritakan ulah BN, orangtua korban diberitahukan oleh guru lainnya mengenai perbuatan BN. Selanjutnya, para orangtua melaporkan BN ke Polsek Towuti. “Beberapa orangtua korban sudah melaporkan BN sehingga ditindaklanjuti,” kata AKP Martinus. (anggi)