Riset Membuktikan, Golongan Darah O Lebih Kebal Corona Sedangkan Darah A Lebih Rentan, Kok Bisa ya?

815
ADVERTISEMENT

JAKARTA–Kekinian, publik dunia heboh soal studi golongan darah yang aman dari Corona. Golongan darah O dikatakan golongan darah kebal Corona. Sebenarnya studi serupa pernah menyebutkan hal yang sama awal Maret lalu. Studi di China menyebut golongan darah A lebih rentan terinfeksi virus Corona COVID-19, sementara golongan darah O memiliki risiko lebih rendah terpapar virus Corona.

Namun studi ini hanya temuan awal karena berdasarkan 206 pasien yang meninggal terkait Corona di Wuhan, 85 di antaranya ditemukan memiliki golongan darah A. Belum bisa dikatakan secara pasti bahwa golongan darah tertentu bisa dikatakan golongan darah aman dari Corona.

ADVERTISEMENT

Studi yang dilakukan sebuah perusahaan bioteknologi 23andMe, California, juga menemukan hal yang sama. Dikatakan, golongan darah tipe O lebih bisa melindungi diri dari SARS-COV-2. 9-18 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi virus COVID-19.

Namun penelitian ini juga masih dalam tahap temuan awal. Para ahli membutuhkan penelitian lebih lanjut terkait kaitan genetik atau golongan darah tertentu dengan infeksi virus Corona COVID-19.

ADVERTISEMENT

“Ini masih hasil awal, bahkan dengan ukuran sampel ini mungkin tidak cukup untuk menemukan asosiasi genetik. Kami pun bukan satu-satunya pihak yang meneliti hal ini. Pada akhirnya, para pakar ilmiah yang mungkin perlu mengumpulkan sumber dayanya untuk menjawab kaitan genetik dengan COVID-19 ini,” jelas para peneliti, dikutip dari South China Morning Post.

Sementara, muncul lagi dua studi terbaru yang memperkuat bukti golongan darah tertentu berkaitan dengan rentan tidaknya seseorang terpapar COVID-19.

Perlu diketahui, sebuah studi sebelumnya menyebut golongan darah O lebih ‘kebal’ COVID-19.

Lagi-lagi, studi terbaru menyatakan hal yang sama. Golongan darah O dinilai memiliki kemungkinan yang sangat kecil terpapar COVID-19.

Bahkan jika terinfeksi COVID-19, golongan darah O disebut tidak berisiko mengalami sakit parah.

Sebuah penelitian di Denmark menemukan bahwa di antara 7.422 orang yang dites positif COVID-19, hanya 38,4 persen yang memiliki golongan darah O.

Meskipun, di antara sekelompok 2,2 juta orang yang tidak dites COVID-19, golongan darah O merupakan 41,7 persen dari populasi. Sementara itu, 44,4 persen dari golongan darah A dinyatakan positif COVID-19, sedangkan pada populasi Denmark yang lebih luas, golongan darah A mencapai 42,4 persen.

Dalam studi lain, para peneliti di Kanada menemukan bahwa di antara 95 pasien yang sakit kritis karena COVID-19, pasien dengan golongan darah A atau AB sebanyak 84 persen, membutuhkan alat bantu pernapasan, dibandingkan dengan pasien golongan darah O atau B, sebanyak 61 persen.

Mengapa golongan darah bisa menunjukkan kerentanan terhadap COVID-19?

Dilansir dari CNN International, dua studi baru terkait hubungan golongan darah dan infeksi COVID-19 dipublikasikan di jurnal Blood Advances. Meskipun ada beberapa teori, para peneliti belum mengetahui mekanisme apa yang dapat menjelaskan hubungan antara golongan darah yang berbeda dengan COVID-19.

Peneliti salah studi Denmark mengatakan orang dengan golongan darah O memiliki lebih sedikit faktor pembekuan utama yang membuat mereka kurang rentan terhadap masalah koagulasi dalam darah. Penggumpalan darah telah menjadi pendorong utama keparahan COVID-19.

“Kami tidak tahu apakah ini semacam perlindungan dari kelompok O, atau apakah itu semacam kerentanan pada golongan darah lainnya,” kata Dr Torben Barington, penulis senior makalah Denmark dan profesor klinis di Rumah Sakit Universitas Odense dan Universitas Denmark Selatan.

“Saya pikir ini memiliki kepentingan ilmiah, dan ketika kita mengetahui apa mekanismenya, mungkin kita dapat menggunakannya secara proaktif dalam beberapa cara sehubungan dengan pengobatan,” lanjutnya.

Tanggapan Pakar

“Temuan dari dua studi baru ini memberikan bukti yang lebih konvergen bahwa golongan darah mungkin berperan dalam kerentanan seseorang terhadap infeksi COVID-19 dan peluang mereka terkena serangan COVID-19 yang parah,” kata Dr Amesh Adalja, peneliti senior di Pusat Keamanan Kesehatan Universitas Johns Hopkins di Baltimore, yang tidak terlibat dalam studi apa pun.

Sebuah studi terpisah, yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine Juni lalu juga menemukan data genetik pada beberapa pasien COVID-19. Orang sehat dengan golongan darah A memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi COVID-19 dan golongan darah O berada di risiko yang lebih rendah terpapar COVID-19.

“Studi genetik sebelumnya, dipasangkan dengan dua studi baru dalam Blood Advances, memberi kesan bahwa ini adalah fenomena nyata yang kita lihat,” kata Adalja, yang penelitiannya difokuskan pada penyakit menular yang muncul.

(*/iys)

ADVERTISEMENT