Luwu Utara–Aliansi Pemuda Desa Radda melakukan aksi demonstrasi di halaman gedung DPRD Kabupaten Luwu Utara untuk menuntut pemerintah segera melakukan penanganan terhadap sungai yang sering meluap membanjiri Desa Radda pada saat hujan, Senin (26/4/21)
Dalam aksi tersebut, ikut Nenek Suharni yang usianya kini 60 Tahun, selain sudah tua, suami nenek Suharni juga telah lama meninggal.
Nenek Suharni nekat ikut aksi, karena selama jadi korban banjir bandang, dirinya mengaku tidak pernah mendapat bantuan dari Dinas Sosial.
“Rumah saya sudah hilang dibawa banjir pak, sekarang saya cuma tinggal di pondok kebun,” ungkap Nenek Suharni dihadapan Ketua DPRD.
Sambil menangis nenek Suharni bercerita kepada Ketua DPRD, bahwa sejak bulan 10 (Oktober) 2020 hingga sekarang, dirinya sudah mengurus di Dinas Sosial agar diberi bantuan.
“Saya sudah capek pulang balik naik turun tangga mengurus di Dinas Sosial pak dewan, itu pegawai disana, itu terus alasannya sudah di-input, dari bulan 10 itu dataku diinput terus, tapi tidak pernah dapat bantuan sampai sekarang,” tuturnya.
“Padahal ada yang tidak rusak rumahnya tapi dapat bantuan, saya kasian hilangmi rumahku tapi tidak dapat,” sambungnya.
Sementara Kepala Dinas Sosial, Besse A. Pabeangi, saat di Forum Rapat Dengar Pendapat (RDP) mengatakan bahwa anggaran tahun 2020 sudah tidak ada.
“Anggaran tahun 2020 sudah tidak ada, jadi jangan salahkan kami, kami sudah usulkan ke Kementerian Sosial dan sekarang usulan kami sudah ada di meja Menteri Sosial,” katanya.
(*)