Demam Katto-Katto juga Landa Warga Palopo, Kurang Hati-Hati Bisa Luka Loh…

912
agi anak remaja era 90-an, pernah merasakan perihnya bermain Katto Katto alias Latto Latto. Permainan Katto-katto sebenarnya adalah mainan yang lahir dari anak-anak Amerika Serikat yang diberi nama Clackers Balls Toys.
ADVERTISEMENT

PALOPO–Bagi anak remaja era 90-an, pernah merasakan perihnya bermain Katto Katto alias Latto Latto. Permainan Katto-katto sebenarnya adalah mainan yang lahir dari anak-anak Amerika Serikat yang diberi nama Clackers Balls Toys.

Permainan ini ada sejak era tahun 1960-an. Namun saat ini kembali digemari oleh anak-anak Zaman Now. Bahkan orang dewasa sekalipun. Saban hari, suara taktok-taktok dari mainan ini pernah populer di Indonesia pada tahun 90-an. Termasuk permainan ini pernah populer di Kota Palopo, dan banyak orang yang pernah merasakan perihnya permainan ini.

ADVERTISEMENT

Tak jarang dari mereka yang belajar bermain katto-katto harus mengalami memar di pergelangan tangan, olehnya perlu pengawasan orang tua saat anak memainkannya.

Di Kota Palopo, Katto-katto kembali digemari saat ini. Suaranya yang nyaring terdengar dari sudut-sudut lorong permukiman warga.

ADVERTISEMENT

Gerombolan anak-anak mengayunkan Katto Katto di tangannya kini jadi pemandangan sehari-hari, sejak demam katto-katto melanda berbagai daerah di Tanah Air. Mereka tampak asik. Bahkan berlomba agar bisa bertahan beberapa lama.

Akbar, misalnya, warga Kelurahan Lagaligo, Kecamatan Wara, Kota Palopo, salah satu warga yang menyukai permainan katto-katto. Akbar mengaku pernah meraih juara 1 lomba Katto-katto antar RT di kelurahan Lagaligo, beberapa tahun lalu.

Menurut dia, permainan katto-katto dapat menghilangkan stres, juga dapat mengurangi aktivitas anak-anak bermain game digital yang banyak membawa dampak negatif. Dengan bermain katto-katto, setidaknya mengurangi anak-anak bermain game.

Hanya saja, Akbar mengingatkan, bermain katto-katto harus lebih hati-hati, dibutuhkan kesabaran dan ketelitian agar tidak membahayakan diri sendiri, termasuk orang di sekitar. Sebab jika tidak berhati-hati, permainan dua bola damar plastik dan tali ini bisa melukai diri sendiri, ataupun orang di sekitar.

Akbar menyarankan, bagi orangtua agar mengawasi anaknya bermain-main katto. “Sebab, jika belum mahir, bisa saja melukai anak,” katanya.

Demam bermain katto-katto ternyata membawa keuntungan bagi pedagang permainan anak. Nuralisah, salah seorang penjual mainan anak di Pusat Niaga Palopo, mengaku sejak demam katto-katto di Palopo, katto-katto jualannya laris manis. “Setiap harinya laku 3 sampai 4 lusin,” katanya. (and)

 

 

ADVERTISEMENT