Dialog Walikota Palopo dengan Pemuda Battang, Kelola Hutan Konsep Pelestarian Datangkan Rupiah Jauhkan Bencana

763
ADVERTISEMENT

PALOPO–Walikota Palopo, HM Judas Amir dalam kunjungan ke lokasi longsor di Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, sempat berdialog dengan masyarakat dan pemuda setempat, Sabtu (27/6/2020).

Judas Amir didampingi Kapolres Palopo, AKBP Alfian Nurnas, Kepala BPBD Palopo, Anthonius Dengen, berdialog dengan Aras Sandi, salah seorang pemuda di daerah itu.

ADVERTISEMENT

Judas Amir dalam dialog itu mengajak warga setempat agar ikut melestarikan kawasan hutan lindung di dataran tinggi bagian barat Kota Palopo.

“Kalau hutan disini rusak, masyarakat disini yang akan merasakan langsung dampaknya,” kata Judas Amir.

Walikota Palopo dua periode ini mengatakan, jika ada oknum warga yang membabat hutan untuk membuka kebun di areal hutan, warga di Battang Barat harus melarangnya, bahkan kalau perlu melaporkannya ke pihak berwajib.

“Kelestarian hutan disini harus dijaga bersama. Warga disini yang harus menjaganya,” kata Judas Amir.

Dikatakan Judas Amir, pola pikir masyarakat setempat mesti diubah bahwa alihfungsi hutan jadi kebun sangat berbahaya dan merusak kelestarian hutan hingga mendatangkan bencana alam. Apalagi, daerah ini berada di dataran tinggi dimana diapit lereng gunung yang disisinya terdapat jurang terjal.

“Hutan akan mendatangkan banyak manfaat dan hasil hutan jika dikelola dengan konsep pelestarian akan menghasilkan rupiah yang besar,” kata Judas.

Misalnya, mengolah hutan dengan budidaya lebah untuk madu tidak merusak kelestarian, budidaya gula aren, dan masih banyak lagi hasil hutan yang bisa mensejahterakan masyarakat.

Apa yang disampaikan Walikota Palopo HM Judas Amir tersebut mendapat apresiasi dari Aras Sandi dan elemen pemuda di Battang Barat.

Menurut Aras Sandi, pihaknya sependapat dengan Judas Amir. Dikatakan, pihaknya selama ini melalui Gapoktanhut Tandunh Billa mengelola hutan di daerah itu sangat mengedepankan pelestarian hutan.

Budidaya Lebah, contoh Aras Sandi, menghasilkan banyak produk turunan seperti madu, propolis, lilin, bee pollen dan royal jelly.

“Kita mengajak dan mengedukasi masyarakat sekitar untuk beralih ke produksi produk hasil hutan bukan kayu sehingga mereka dengan sendirinya akan sadar akan kelestarian hutan di sekitarnya,” katanya.

Bahkan Aras Sandi mengatakan, berbagai usaha yang dikelola pihaknya sama sekali tidak merusak hutan. Misalnya, budidaya madu, gula aren, aneka tanaman hias, termasuk kupu-kupu.

“Usaha kupu-kupu yang saya kelola selama ini sudah ada yang diekspor ke Eropa,” katanya.

Aras Sandi mengatakan, sebagian warga di daerah setempat membutuhkan edukasi dari pemerintah dan pembinaan agar usaha yang digeluti dari hutan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana usaha itu tidak merusak hutan. (Tari)

ADVERTISEMENT