ENREKANG–Keluarga Muh Alfatah alias Alfatah, 20 tahun, ABK asal Enrekang, Sulsel, yang jenazah dibuang ke laut, menggelar takziah pertama di kediaman orangtua almarhum di Dusun Banca, Kecamatan Baraka, Enrekang, Senin (20/1/2020) malam ini.
Informasi dihimpun KORAN SERUYA, kabar meninggalnya Alfatah dan jenazah dibuang ke laut, ternyata diketahui keluarganya di Enrekang setelah viral di media sosial.
Kakak Alfatah, Rasyid mengatakan, keluarganya tidak pernah menyangka jika adiknya meninggal dunia. Keluarga mengira Alfatah baik-baik saja bekerja di laut.
“Tapi ada keluarga menyampaikan kalau ada foto Alfatah di Facebook bersama surat dari Kementerian Luar Negeri RI yang menyampaikan bahwa Alfatah meninggal karena sakit dan jenazahnya dibuang ke laut karena kapten kapal khawatir penyakit akan menulari kru kapal lainnya,” kata Rasyid.
Setelah dicek di Medsos, unggahan foto Alfatah dan surat tersebut membuat keluarga Almarhum kaget. Keesokan harinya, Minggu (19/1/2020), keluarga Almarhum baru menerima surat tersebut.
Yang disesalkan Rasyid dan keluarganya, kenapa surat dari Kementerian Luar Negeri tersebut viral di Medsos sebelum keluarga Almarhum menerima surat tersebut.
Rasyid mengatakan, sebagai umat beragama, keluarganya ikhlas menerima meninggalnya adiknya.
“Kami hanya berdoa semoga adik saya Husnul kotimah. Mesti mustahil jenazah bisa ditemukan, kami berharap adik saya bisa dimakamkan di kampung,” kata Rasyid.
Dikatakan Rasyid, ada satu keinginan adiknya yang tidak bisa terwujud sampai dia meninggal dunia.
“Adik saya berniat kuliah selepas pendidikan pelaut di SMK Pelayaran Barru. Sudah hampir satu tahun lebih dia melaut untuk menabung uang kuliah,” ujar Rasyid.
Alfatah memang belum lama jadi pelaut. Tahun 2018 silam, pelaut asal Enrekang ini menyelesaikan pendidikannya di SMK Pelayaran Barru, Sulsel. Dia kemudian jadi pelaut dengan bertolak ke Tiongkok.
Sementara itu, sejak berita jenazah pelaut asal Enrekang ini diberitakan KORAN SERUYA dan berbagai media online lainnya viral, netizen di media sosial mengecam kapten kapal tempat Alfatah bekerja sebagai pelaut.
Sebagian besar netizen menyalahkan kapten yang memutuskan membuang jenazah pelaut berwajah tampan ini.
Netizen menilai, kapten kapal tidak berprikemanusiaan.
Diberitakan sebelumnya, seorang pelaut asal Enrekang meninggal dunia bernama Alfatah. Jenazahnya dibuang di tengah laut karena crew kapal khawatir jenazah membusuk dan menularkan penyakit ke ABK lainnya.
Informasi jenazah Alfatah dibuang ke laut beredar di media sosial (medsos) Instagram maupun Facebook. Salah satunya, kabar meninggalnya Alfatah diunggah di laman FB “Enrekang Dekat”, 18 Januari 2020 lalu. Dalam laman ini, foto dan surat Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI ikut diunggah.
Berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI yang beredar di medsos, Alfatah meninggal setelah sebelumnya mengalami sakit saat sedang melaut pada 18 Desember 2019.
Dalam surat itu disebutkan, sakit yang dialami Alfatah adalah kaki dan wajah bengkak, nyeri di dada dan napas pendek. Kapten kapal sempat memberikan obat kepada Alfatah, namun kondisinya tak kunjung membaik.
Pada 27 Desember 2019 pukul 13.30 waktu setempat, Alfatah dipindahkan ke Kapal Long Xing 802 yang akan berlabuh di Samoa, sebuah negara kepulauan di Samudra Pasifik, lalu dibawa ke rumah sakit.
Namun, Alfatah meninggal delapan jam setelah dipindahkan ke kapal tersebut.
Dengan alasan daratan (negara Samoa) masih sangat jauh dan dikhawatirkan adanya penyakit menular yang bisa menjangkiti kru kapal lainnya, kapten kapal memutuskan membuang jenazah Alfatah ke laut tanpa sepengetahuan agen. (iys)