HENTIKAN TAMBANG EMAS DI LATIMOJONG ; PETAKA BESAR AKAN ‘TENGGELAMKAN’ LUWU HINGGA ENREKANG

1516
BENCANA longsor dan banjir yang menerjang sejumlah kecamatan di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, diduga disebabkan maraknya penambangan emas di wilayah pegunungan Latimojong. Termasuk wilayah Kabupaten Enrekang, Wajo, dan Sidrap dihantam banjir dan longsor akibat dampak dari rusaknya ekosistem hutan di pegunungan Latimojong.
ADVERTISEMENT

BENCANA longsor dan banjir yang menerjang sejumlah kecamatan di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, diduga disebabkan maraknya penambangan emas di wilayah pegunungan Latimojong. Termasuk wilayah Kabupaten Enrekang, Wajo, dan Sidrap dihantam banjir dan longsor akibat dampak dari rusaknya ekosistem hutan di pegunungan Latimojong.

Kabupaten Enrekang, Wajo, dan Sidrap terdampak bencana alam karena kabupaten tersebut daerahnya masuk dalam kawasan pegunungan Latimojong yang berpusat di Kabupaten Luwu.

ADVERTISEMENT

Bencana longsor dan banjir yang terjadi di Luwu dan beberapa kabupaten lainnya di Sulsel itu, karena pertambangan emas di pegunungan Latimojong dipaparkan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulsel.

Walhi menyebut, bencana alam tersebut dikarenakan tutupan hutan di Gunung Latimojong menurun signifikan disebabkan massifnya aktifitas tambang emas di wilayah Latimojong.

ADVERTISEMENT

“Kegiatan itu (tambang emas) mengeruk tebing-tebing sampai kemudian mengeruk dinding sungai, itu menyebabkan luapan air sungai semakin deras kala musim hujan. Saya kira itulah penyebab utamanya,” ujarnya.

Amien pun menyarankan, Pemprov Sulsel maupun Pemkab Luwu wajib membuat peta daerah rawan bencana. Kemudian, dia juga mendesak segera memulihkan bentang alam yang ada di Gunung Latimojong.

“Pemprov maupun Pemda Luwu wajib membuat peta daerah rawan bencana yang detail dan terperinci, kemudian mensosialisasikannya secara luas, ini agar masyarakat bisa waspada dan memitigasi dirinya secara mandiri, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa. Selanjutnya memulihkan bentang alam pegunungan Latimojong, khususnya memulihkan tutupan lahan hutannya,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Walhi Sulsel, Muhammad Al Amien mengungkapkan, dari kajian yang dilakukan Walhi Sulsel, daya dukung dan daya tampung air gunung Latimojong mulai menurun signifikan, kemudian diperparah adanya penurunan tutupan hutan. Kata dia, hal tersebut membuat Luwu sering dilanda banjir dan tanah longsor dalam tiga tahun terakhir. Puncaknya banjir dan longsor di Luwu terjadi 3 Mei 2024.

Dia mengutarakan, menurunnya tutupan hutan di Latimojong dipicu karena massifnya aktivitas tambang emas legal maupun ilegal di wilayah tersebut. Menurutnya, 70% pembukaan lahan dikarenakan aktivitas tambang emas, sementara 30% pembukaan lahan untuk perkebunan masyarakat sekitar.

Sementara itu, Direktur Perkumpulan Wallacea, Hamsaluddin mengingatkan masyarakat di Kabupaten Luwu, Enrekang dan kabupaten lainnya di sekitar pegunungan Latimojong agar selalu waspada akan datangnya bencana alam setiap hujan lebat. Dia menyebut, aktivitas tambang emas yang dilakukan PT Masmindo Dwi Area telah merusak pegunungan Latimojong hingga rawan membawa bencana alam besar.

Dia meminta pemerintah bisa melakukan pengawasan ketat terhadap aktivitas pertambangan PT Masmindo yang saat ini mulai beroperasi. Jika tidak, maka aktivitas PT Masmindo bisa memperparah sedimentasi di DAS Suso dan DAS Paremang. Kondisi tersebut akan mendatangkan bencana alam lebih besar.

Berbeda dengan Walhi Sulsel dan Wallacea, Penjabat Bupati Luwu, Muh Saleh justru menilai, banjir yang terjadi di Luwu tanggal 3 Mei 2024 lalu tidak terkait dengan aktivitas penambangan emas dan galian C di wilayah pegunungan Latimojong. Dia malah cenderung mempersalahkan masyarakat setempat yang melakukan pembalakan liar sehingga merusak hutan.

Muh Saleh menyebut, hingga saat ini, belum ada aktivitas pertambangan dilakukan PT Masmindo Dwi Area di Latimojong, sehingga tidak menyebabkan banjir dan longsor. Dia menuding aktivitas pembalakan liar di hutan atau alihfungsi hutan penyebab banjir dan longsor yang melanda sejumlah kecamatan di Luwu dan menewaskan belasan warga. (***)

 

 

ADVERTISEMENT