Maccarita Bersama Ketua KKLR, H Arsyad Kasmar : Provinsi Luwu Raya Harga Mati, Gubernurnya Siapa Urusan Kedua

206
ADVERTISEMENT

PALOPO — Ketua  Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKRL), H Arsyad Kasmar, terus menggaungkan terbentuknya Provinsi Luwu Raya. Setelah terpilih menjadi Ketua KKRL tahun lalu, dia mengaku intens menggalang dukungan dari anggota DPR RI asal Tana Luwu termasuk dengan sejumlah tokoh Luwu yang berada di Jakarta.

” Provinsi Luwu Raya adalah harga mati. Ini menjadi tujuan kita bersama, ayo kita bersatu untuk mewujudkan cita-cita mulia ini,” tegasnya saat hadir di program Maccarita di SeruYA Channel TV, Senin (01/05/2023). Pada program yang dipandu Direktur Koran SeruYA, Chaerul Baderu itu, Arsyad memaparkan Tana Luwu kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM).

ADVERTISEMENT

Dia mencontohkan seperti kandungan nikel yang dikelola PT Vale di Luwu Timur dan bijih emas yang dikelola oleh PT Masmindo Dwi Area di Kabupaten Luwu. Menurutnya, hasil dari alam tersebut hanya dinikmati oleh orang dari luar. ” Coba lihat apakah ada diantara WTL yang masuk dalam jajaran petinggi perusahaan tersebut? Sama sekali tidak ada,” katanya.

Begitu juga dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ada di Provinsi Sulsel. WTL sama sekali tidak diperhitungkan. Padahal kata dia, banyak ASN yang kemampuannya tak kalah dengan ASN dari daerah lain. ” Kita punya banyak profesor, jenderal dan lainnya. Tapi tidak ada yang muncul ke permukaan di Provinsi Sulsel. Semuanya tenggelam. Kita buktikan di kampung sendiri,” katanya.

ADVERTISEMENT

Arsyad yang pernah meraih penghargaan sebagai Pemuda Pelopor Tingkat Nasional di era Presiden Soeharto ini mengungkapkan, pertimbangan lain sehingga Provinsi Luwu Raya ini harus terbentuk karena jarak administrasi yang sangat jauh ke Makassar. Butuh sekian jam dan biaya yang tak sedikit untuk ke Makassar.

Dengan hadirnya Provinsi Luwu Raya juga kata Arsyad maka ASN di Tana Luwu tidak lagi menjadi penonton di tingkat provinsi. ” Semangat kami tak pernah putus untuk memperjuangkan terbentuknya Provinsi Luwu Raya. Apalagi, cita-cita ini juga didukung penuh oleh Datu Luwu dan seluruh tokoh-tokoh yang ada. Kita berharap morotaroium DOB segera dicabut sehingga apa yang menjadi tujuan kita bersama bisa segera terwujud,” katanya.

Selama ini ungkap dia, WTL hanya dibutuhkan saat pemilihan Gubernur Sulsel dan pemilihan legislatif. Para politikus datang membawa bingkisan dan sembako. Setelah terpilih, tidak ada yang peduli dan memperjuangkan nasib kurang lebih satu juta warga di Tana Luwu.

Arsyad mengaku sebagai Ketua KKLR dirinya menjadi perekat atas segala kepentingan demi terwujudnya Provinsi Luwu Raya. Ia merangkul semua elemen yang ada di Tana Luwu untuk bersama-sama mewujudkan terbentuknya Provinsi Luwu Raya. ” Ayo Wija To Luwu mari kita bersatu. Siapapun nanti yang menjadi gubernur itu urusan kedua. Yang utama adalah terbentuk dulu provinsi,” tandasnya. (***)

 

ADVERTISEMENT