Palopo Dikepung Banjir dan Longsor di Sejumlah Kelurahan, Ini Kata Walikota

368
Upaya pembenahan jalan tertimbun longsoran di poros Palopo-Toraja Utara, tepatnya di Kelurahan Battang, Minggu (9/10/2022)
ADVERTISEMENT

PALOPO–Bencana alam berupa banjir dan longsor mengepung Kota Palopo, Sabtu malam, 8 Oktober 2022. Bencana banjir terjadi di Kecamatan Telluwanua dan longsor di Kecamatan Wara Barat. Sejumlah warga terpaksa mengungsi.

Lurah Battang, Rahman mengatakan, sebanyak dua warga terluka dan puluhan yang diungsikan akibat bencana ini. “Ada dua warga yang terluka akibat tertimpa pohon saat longsor, satu orang korban dibawa ke RSUD Palemmai Tandi untuk mendapat perawatan medis, sementara satu orang dirawat di rumahnya,” kata Rahman.

ADVERTISEMENT

Rahman mengatakan, untuk warga yang terdampak longsoran diungsikan ke sejumlah tempat yang aman. “Sementara belum ada laporan rumah warga tertimpa longsor, hanya saja sejumlah rumah terancam rubuh akibat retakan tanah longsor, ada 25 KK atau 70 warga kami ungsikan guna mengantisipasi longsor susulan,” ucap Rahman.

Diketahui, sejak Sabtu hingga Minggu dini hari, membuat jalan Trans Sulawesi Poros Palopo-Toraja Utara, mengalami longsor. Di Kilometer 10, Kelurahan Battang, tebing tebing setinggi 30 meter menutupi jalan sepanjang 70 meter, membuat arus lalu lintas lumpuh total dari arah Palopo ke Toraja Utara.

ADVERTISEMENT

Menurut Ajisman, Ketu RT 01/RW 04 Kelurahan Battang mengatakan untuk wilayah RT 01 terdapat 3 titik longsor, kondisinya 2 titik sedang dan 1 titik yang besar. “Kendaraan baik roda dua maupun roda empat tidak bisa melintas karena material menutupi jalan, untuk saat ini upaya pembersihan akan dilakukan oleh Dinas PUPR Provinsi Sulawesi Selatan dengan mengerahkan dua unit alat ke lokasi,” ujar Ajisman.

Sementara di Kelurahan Pentojangan dan Salubattang, warga masih mengungsi akibat banjir. Baznas dan Dinas sosial terjun langsung menyalurkan bantuan berupa makanan siap saji dan peralatan rumah untuk warga terdampak banjir.

Kepala dinas sosial, Asmuradi Budi, saat ditemui di lokasi di Kelurahan Salubattang mengatakan pihaknya akan berupaya menjangkau warga melalui kelurahan yang terdampak banjir. Salah satunya, menurut, Asmuradi, wilayah kelurahan salubattang yang saat ini butuh perhatian. Hingga kini, rumah milik warga masih digenangi banjir.

Sementara itu, pada Jumat pekan lalu, Walikota Palopo, Judas Amir, meninjau sejumlah wilayah terdampak banjir di Kota Palopo, Jumat siang, 7 Oktober 2022. Sebelum meninjau, Walikota mengadakan rapat koordinasi dengan sejumlah OPD terkait, di Balaikota Palopo.

Dalam rapat tersebut, walikota dua periode ini menginstruksikan jajarannya agar turun ke lokasi banjir di beberapa kelurahan, dalam rangka membantu warga yang terdampak banjir, yang terjadi Kamis malam lalu, 6 Oktober 2022.

Tak hanya membantu warga membersihkan rumah, fasilitas umum, Judas Amir juga meminta jajarannya menyalurkan air bersih, bahan makanan, termasuk meminta tim medis turun memeriksa kesehatan korban banjir.

“Kita tidak ingin ada warga yang terdampak banjir tidak tertangani dengan baik, apalagi kelaparan. Perhatikan air bersihnya, makan minumnya. Kita harus turun bergerak melakukan upaya penanganan cepat,” kata Judas Amir, didampingi Sekda Palopo, Firmanza DP.

Khusus petugas Pemadam Kebakaran dan Satpol-PP, Judas Amir meminta membantu masyarakat korban banjir membersihkan endapan lumpur di rumah warga, fasilitas umum, termasuk di jalan raya. Dinas Sosial diminta memantau kebutuhan korban banjir, seperti bahan makan, pakaian layak pakai, termasuk air bersih.

Usai memimpin rapat, Judas Amir kemudian menuju ke wilayah Kelurahan Latuppa. Di daerah ini, Judas Amir memantau langsung wilayah hulu dan sistem pembagian air dari sungai Latuppa. Judas Amir mengaku banjir yang melanda sejumlah kelurahan di Kota Palopo, terkhusus di wilayah yang dilalui alur sungai Latuppa, disebabkan terjadinya kerusakan hutan di daerah hulu.

Indikasi terjadinya kerusakan hutan itu, ditandai banyaknya lumpur ikut terbawa banjir dan potongan kayu. Termasuk banjir di wilayah utara Kota Palopo, di Kecamatan Telluwanua, juga disebabkan daerah hulu juga mengalami kerusakan akibat berbagai aktivitas tak ramah lingkungan.

“Kita patut prihatin, karena kerusahan hutan di daerah hulu sudah sangat parah, hingga memicu banjir besar disertai lumpur,” katanya. Salah satu titik terparah dilanda banjir khusus dalam kota, yakni kawasan Jalan Belimbing dan Amasangan. Ketinggian air di wilayah Belimbing mencapai perut orang dewasa.

Saat banjir terjadi, petugas BPBD Kota Palopo bersama pihak terkait turun melakukan upaya evakuasi warga yang rumahnya terendam banjir. Bahkan di kawasan Jalan Belimbing, tim BPBD sempat mengevaluasi dua balita bersama keluarganya karena rumahnya terendam banjir setinggi satu meter lebih. (and/ayb/roy)

ADVERTISEMENT