Peringatan Dini BMKG: 9 Daerah di Sulsel Rawan Banjir dan Tanah Longsor

0
ADVERTISEMENT

PALOPO – Cuaca ekstrem diprediksi akan melanda beberapa wilayah di Sulawesi Selatan (Sulsel), 16 hingga 18 Januari 2025. Itu berdasarkan peringatan dini yang dikeluarkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) melalui Balai Besar Wilayah IV Makassar.

BMKG menyebut, sejumlah daerah di Sulsel dengan potensi hujan lebat, angin kencang, serta risiko banjir dan longsor.

ADVERTISEMENT

Wilayah dengan Potensi Hujan Lebat

16 Januari 2025: Parepare, Barru, Pangkep, Maros, Makassar, Gowa, Bone, Bulukumba, Toraja Utara, Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur.

17 Januari 2025: Wilayah serupa dengan tambahan Takalar, Bantaeng, Enrekang, Tana Toraja, dan Palopo.

18 Januari 2025: Daerah seperti sebelumnya dengan tambahan Pinrang.

Wilayah dengan Potensi Angin Kencang

16-18 Januari 2025: Pesisir bagian barat dan selatan Sulawesi Selatan, termasuk wilayah pesisir pantai yang rentan terhadap angin kencang.

Wilayah dengan Potensi Banjir dan Longsor

16 Januari 2025: Luwu Utara, Toraja Utara, Enrekang, Palopo

17 Januari 2025: Luwu Utara, Toraja Utara, Enrekang, Palopo, Pinrang, Soppeng, Gowa

18 Januari 2025: Luwu Utara, Toraja Utara, Enrekang, Palopo, Pinrang, Soppeng, Maros, Gowa

Siaga Darurat Bencana

Kepala BMKG RI, Dwikorita mengungkapkan bencana hidrometeorologi berpotensi terjadi pada Januari ini.

“Di Sulsel ini sangat istimewa mulai dri desember, januari, februari, maret, april sampai juni mengalami puncak musim hujan tapi untuk wilayah yang berbeda-beda Di jawa puncak musim hujan ada di bulan desember dan januari di sulsel ini mulai desember januari sampai juni wilayah mana saja bergantian itu petanya sudah ada,” ungkapnya.

Dia menjelaskan pada bulan januari 2025 terutama pada tanggal 2-7 januari ini beberapa wilayah di Sulsel diantaranya kota Makassar, Maros, Soppeng potensi mengalami cuaca ekstrem.

“Untuk itu dalam rangka mitigasi yg disampaikn bapak menko, bnpb, dan pj gub. Kami bmkg menghimbau masyarakat untuk terus memonitor perkembangan informasi cuaca karena ini perubahannya bisa sangat cepat melalui aplikasi mobile phone info bmkg yang dapat di instal di appstore atau playstore,” bebernya.

Hal itu juga diperkuat oleh instruksi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK), RI Pratikno untuk bersiap menghadapi bencana ini.

“Nah ini yang perlu kita antisipasi. Bukan hanya curah hujannya tinggi, tapi juga nanti implikasinya ada tanah longsor, banjir, dan ombak tinggi yang harus diketahui oleh para nelayan,” sebutnya.

“Kami menyelenggarakan rapat bersama jajaran Forkopimda Provinsi Sulawesi Selatan, bersama dengan bupati wali kota, jadi kita siapkan semua agar dampaknya kecil, infrastruktur fisiknya disiagakan, aparatnya disiagakan, masyarakatnya disiagakan, dan juga seluruh dukungan dari kemungkinan terhadap korban bencana, apakah itu pengungsian, logistik juga disiagakan,” tutupnya. (*)

ADVERTISEMENT