Perkembangan Kasus Pengeroyokan Siswi SMAN 4 Palopo, Korban Tolak Ajakan Damai Pelaku : Proses Hukum Lanjut

5487
Tiga pilar Kelurahan Pontap saat bertemu dengan keluarga korban. (Foto : Polres Palopo)
ADVERTISEMENT

PALOPO — Ajakan damai dari keluarga para pelaku penganiayaan siswi SMAN 4 Palopo, AM, 17 tahun ditolak korban. Hal itu tegas mereka ungkapkan saat tiga Pilar Kelurahan Ponjalae, Kota Palopo mendatangi rumah korban, Kamis (14/4/2022).

Kunjungan tiga pilar itu untuk memebuhi permintaan dari para keluarga pelaku pengeroyokan. Bhabinkamtibmas Kelurahan Pontap, Aipda Akir mengatakan, kelurga para pelaku mendatangi kantor Lurah Pontap untuk meminta tolong agar difasilitasi bertemu dengan keluarga korban.

ADVERTISEMENT

“Siang kemarin sekira pukul 11.00 Wita di kantor Lurah Pontap para keluarga pelaku datang ke kantor Lurah Pontap. Mereka minta untuk dijembatani agar bisa bertemu dan seilaturahmi dengan orang tua korban,” jelas Aipda Akir.

“Hanya saja, orang tua korban bersikeras tidak mau bertemu dan silaturahmi dengan keluarga pelaku. Pihak korban sangat sakit hati dan keluarga besar mereka sepakat agar para pelaku diproses sesuai hukum yang berlaku,” sambungnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya diberitakan, Media sosial dihebohkan dengan postingan akun Facebook Inha Syafa. Dalam postingannya, terlihat seorang wanita sedang dikeroyok oleh sejumlah orang.

Dalam video itu memperlihatkan, korban yang bernama AM, 17 tahun dikeroyok dengan cara dipukul. Tak hanya dipukul, siswi SMAN 4 Palopo itu juga ditendang wanita tersebut.

Postingan Inha Syafa itu pun menjadi viral di Facebook. Sebanyak 160 orang merespon postingan itu, 206 komentar dan 622 kali dibagikan. Saat dihubungi Koran SeruYA, pemilik akun Inha Syafa itu mengaku bahwa korban ialah sepupunya.

Dia pun bersedia memberikan nomor WhatsApp korban untuk diwawancarai. Korban ialah warga Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Pontap, Kota Palopo.

Korban mengaku dijebak saat akan dikeroyok. Saat itu, dia sedang berada di rumah temannya, Perumahan Pepabri Kota Palopo. Namun, pelaku bersama sejumlah rekannya datang ke rumah teman korban.

“Dia menjebak saya. Kebetulan saat itu saya ada di rumah teman. Dia kemudian datang dan minta bantuan untuk diantar ke suatu tempat,” cerita korban.

Tanpa rasa curiga, korban bersama rekannya lalu mengantar pelaku. Tapi saat di rumah kosong yang dimaksud, korban lalu dianiaya dengan cara dipukul dan ditendang.

“Teman saya yang ada disitu tidak dapat membantu. Sebab mereka ada sekitar 10 orang. Jika teman saya membantu, dia juga ikut dikeroyok,” tuturnya.

AM hanya bisa menangis saat dihujani pukulan dan tendangan. Dia pasrah menjadi ‘samsak hidup’ para pelaku. Usai para pelaku pergi, Amelia lalu bergegas ke rumahnya.

Dia lalu menghubungi para keluarganya. Tak terima dengan perlakuan para wanita tersebut, keluarga korban lalu melaporkan hal tersebut ke Polres Palopo.

“Saya mengalami luka lebam di wajah. Ada juga luka memar di sekujur tubuh bekas pukulan dan tendangan para pelaku,” ujarnya.

Dugaan sementara, pengeroyokan itu terjadi lantaran pelaku utama cemburu terhadap korban. Hal itu dikarenakan, kekasih pelaku tersebut menyukai korban.

“Tapi saya tidak mau sama itu laki-laki. Sebab saya tahu, mereka mempunyai hubungan spesial. Makanya saya tidak mau sama pacarnya salah satu pelaku,” katanya. (liq)

ADVERTISEMENT