Pro Kontra, Bos City Market Palopo Diangkat Jadi Pangngulu Ade, Begini Penjelasan Datu Luwu

294
ADVERTISEMENT

PALOPO — Keputusan Kedatuan Luwu yang mengangkat bos City Market Palopo, Luis Chandra menjadi Pangngulu Ade, mengundang pro kontra di kalangan masyarakat. Sebab, ini baru pertama kalinya perangkat adat dijabat oleh warga keturunan Tionghoa.

Terkait pengangkatan tersebut, Datu Luwu La Maradang Mackulau, angkat bicara. Hubungan antara Kedatuan Luwu dan masyarakat Tionghoa sudah terjalin selama ini. Gelar yang diberikan kepada Luis Chandra adalah Pangngulu Ade, artinya sosok yang dituakan secara adat. ” Dengan demikian, maka warga keturunan merupakan bagian dari Kedatuan Luwu,” katanya, Sabtu (25/02/2023).

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan, hubungan antara warga Tionghoa dengan sebelum abad ini bahkan sebelum masehi. Berdasarkan darah, dalam catatan I Lagaligo, Sawerigading juga menikahi putri Tionghoa.

Kemudian, Datu Luwu ke IV juga menikahi keturunan Cina dari Kerajaan Majapahit. ” Kemudian juga hubungan antara Ciba dengan Kedatuan Luwu yakni melalui perdagangan besi yang digunakan oleh keluarga Tionghoa sebagai senjata pilihan. Perdagangan itu terjalin hingga saat ini,” kata Datu Luwu.

ADVERTISEMENT

Pada kesempatan itu, Datu Luwu juga berharap dengan adanya pengangkatan Pangngulu Ade Tionghoa, tidak menimbulkan friksi atau pertentangan antara pribumi dan non pribumi. ” Tidak ada itu. Kita semua adalah satu yakni Wija To Luwu,” katanya. Sebelumnya beredar kabar, Luis Chandra yang juga Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Palopo, akan diangkat menjadi Tomakaka Tionghoa.

Hanya saja beberapa saat sebelum pelantikan gelarnya diubah menjadi Pangngulu Ade Suku Tionghoa. Wakil Ketua PSMTI Sulsel, Romi Tandiari mengaku pengukuhan itu sebagai bentuk kehormatan bagi suku Tionghoa di Palopo.

“Saya sangat bersyukur atas pengukuhan bapak Luis Chandra sebagai pengulu ade di Luwu. Ini satu kehormatan bagi kami suku Tionghoa di Palopo khususnya, atas berkah diterimanya suku Tionghoa sebagai bagian dari warga Luwu Raya,” jelas Romi.

“Terima kasih Datu atas anugrah ini. Harapan kami ini bisa jadi panutan bagi kerajaan-kerajaan lainnya di Indonesia,” lanjut Romi yang juga pengurus Partai Perindo itu. Sebelumnya, Luis mengaku bersyukur atas pengangkatan itu. Ditegaskannya, pengangkatan itu memiliki makna yang besar bagi dirinya sebagai suku Tionghoa.

“Sangat bermakna, terutama dalam hal penghargaan kepada etnis kami, suku Tionghoa. Kami bukanlah siapa-siapa, hanyalah sekelompok kaum yang selalu mencoba bertahan hidup dengan mencoba berbaur dalam etnis yang plural, mencoba bertahan hidup dengan berdagang,” kata Luis. (hwn/roy).

ADVERTISEMENT