SOSOK INSPIRATIF: DR Hj Nilawati Uly, Dirikan RS Mega Buana Dilandasi Rasa Peduli ke Mahasiswa Hadirkan RS Terbaik di Luwu Raya (2)

1965
DR Hj Nilawati Uly, S.Si, Apt, M.Kes, bersama suami, H. Rahim Munir Said, S.P,.MM,
ADVERTISEMENT

SETELAH mendirikan STIKES Mega Buana Palopo, dimana STIKES ini kian hari kian maju, dalam berbagai kesempatan, Nilawati Uly mengutarakan niatnya kepada suaminya, H. Rahim Munir Said, S.P, untuk mendirikan sebuah rumah sakit. Katanya, Insya Allah, semoga ada rejeki kita bisa mendirikan sebuah rumah sakit.

“Ibu selalu mengutarakan niatnya untuk mendirikan rumah sakit, setelah STIKES Mega Buana terbentuk dan berjalan baik. Keinginan Ibu didasari rasa peduli terhadap mahasiswa agar bisa praktek di Palopo, tidak harus praktek ke berbagai RS di Makassar atau luar Palopo,” cerita suami Nilawati Uly, H. Rahim Munir Said, S.P, kepada KORAN SERUYA, Minggu (24/1/2021).

ADVERTISEMENT

Sebagai suami, H. Rahim Munir sangat memahami keinginan istrinya tersebut. Maka H. Rahim Munir menawarkan, agar hotel miliknya di Jalan Andi Djemma Palopo dialihfungsikan menjadi rumah sakit.

“Waktu itu, saya tanggapi, saya usulkan bagaimana kalau hotel kita ubah menjadi rumah sakit. Ibu mengatakan, bisa saja, kalau kita mau merubah hotel menjadi rumah sakit benar-benar harus mematuhi aturan. Ini juga untuk memberikan pelayanan terbaik di bidang kesehatan, termasuk bagi masyarakat,” katanya.

ADVERTISEMENT

Akhirnya, setelah disepakati bersama, hotel diubah menjadi rumah sakit. RS tersebut diberi nama RS Mega Buana, sesuai nama kampus STIKES Mega Buana. “Tapi sebelum diubah jadi rumah sakit, saya tanyakan kepada istri saya, siap jaki uruski kalau hotel diubah jadi rumah sakit? Ibu secara tegas menyatakan, Insya Allah, Bismillah. Makanya, kami sepakat mengubah hotel tersebut jadi RS Mega Buana,” kata H. Munir.

Sejalan dengan itu, Nilawati Uly yang berlatarbelakang orang kesehatan kemudian menghubungi beberapa temannya di berbagai rumah sakit. Tak hanya itu, Nilawati Uly bersama suaminya mengunjungi beberapa rumah sakit swasta bertaraf internasional. Kunjungan tersebut untuk menjajaki kerjasama. Hasilnya, pihak RS Mega Buana sepakat bekerjasama dengan Hermina Hospital Group sebagia konsultan.

Selanjutnya, mengawali ubah status hotel jadi rumah sakit, dibuatlah visibility study (uji kelayakan) untuk mendirikan rumah sakit di Kota Palopo. “Kami mulai mengurus persyaratan yang terkait, seperti Ijin Prinsip, UKL UPL, IMB kemudian karena komitmen untuk memenuhi standar lay out rumah sakit. Sejalan dengan itu, kami membongkar secara keseluruhan bangunan hotel, yang waktu itu struktur bangunannya diperuntukkan untuk hotel. Walaupun saat itu bangunan hotel baru berusia 6 tahun dan banyaknya pihak yang menyayangkan kenapa bangunan dibongkar, tidak langsung dialih fungsikan saja. Namun karena komitmen kami untuk memenuhi standar bangunan rumah sakit, makanya kami melakukan pembongkaran secara keseluruhan bangunan hotel tersebut, dan
membangun bangunan baru yang sesuai standar bangunan rumah sakit,” kisah H. Munir.

Tak hanya itu, setelah pembangunan selesai, pihaknya melanjutkan proses ijin operasional rumah sakit. “Alhamdulillah, rumah sakit diresmikan oleh Bapak Walikota Palopo pada 28 Nopember 2016. Bahkan, setelah 6 bulan difungsikan, RS Mega Buana bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Ini tidak lepas dari komitmen istri saya, untuk menghadirkan rumah sakit dengan layanan berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat,” katanya.

Diketahui, RS Mega Buana Palopo satu tahun setelah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, telah terakreditasi Bintang 4 oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). “Ini tentu saja tidak lepas dari kepedulian semua pihak, termasuk dukungan pemerintah daerah,” katanya. (***/selesai)

ADVERTISEMENT