MASAMBA–Banjir bandang yang terjadi di bantaran Sungai Masamba dan berdampak pada 482 warga di 4 desa/kelurahan di Masamba Kamis akhir pekan lalu (14/5) membuat tokoh masyarakat Luwu Utara, H Arsyad Kasmar ikut angkat bicara.
Selain merasa prihatin atas musibah itu, Ketua DPC Gerindra Luwu Utara itu juga menilai perhatian pemerintah daerah atas pengelolaan sungai-sungai besar di Luwu Utara dinilai lemah dan minim.
Pasalnya, kata Arsyad, selama ia tinggal dan dibesarkan di kampung halamannya itu, tak pernah terbetik kabar jika Sungai Masamba banjir besar hingga sejumlah limbah kayu pun ikut naik terbawa arus banjir.
“Saya lama di Masamba, yang jadi langganan banjir setahu saya kalau banjir besar itu Sungai Rongkong, atau Baliase tapi ini Sungai Masamba peristiwa kemarin itu menurut saya mungkin tanda-tanda alam yang mulai murka karena tidak dikelola dengan cukup baik dan bijak,” jelas H Arsyad Kasmar saat dihubungi Koran Seruya, Senin 18 Mei 2020 via sambungan telepon.
Lanjut Arsyad, dirinya meminta agar perhatian atas pengelolaan hutan di hulu sungai Masamba dan sungai-sungai besar lainnya di Lutra diperhatikan, sehingga ketika terjadi intensitas curah hujan tinggi di daerah hulu tidak sampai membuat banjir di daerah hilir, karena serapan airnya dan resapannya ada.
“Kita tak usahlah kita saling menyalahkan, kami support Pemerintah Daerah agar masalah ini bisa tertangani dengan baik, kami hanya sebatas memberi saran dan masukan saja, karena ujung-ujungnya pasti masyarakat sendiri yang susah jika banjir sudah menggenangi sumber nafkah mereka, yakni areal pertanian dan perkebunan rakyat setempat,” kunci pengusaha asal Baebunta yang berniat maju kembali di Pilkada Lutra ini.
Untuk diketahui, sebanyak 482 warga terdampak bencana banjir Sungai Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara, Muslim Muhtar menyebutkan, korban banjir berasal dari empat desa/kelurahan. “Dari hasil asesmen, korban terdampak sebanyak 82 KK atau 482 jiwa,” terang Muslim, Sabtu (16/5).
Muslim merinci, korban terdampak banjir terbesar berada di Kelurahan Bone sebanyak 431 warga. Kemudian Desa Lero 27 warga, Desa Kamiri 22 warga, dan Desa Baloli empat warga. “Semua korban rumahnya ada di sepanjang bantaran sungai. Kita bersyukur karena tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” katanya.
Dalam kejadian ini, lanjut Muslim dua unit rumah ikut rusak. “Fasilitas umum seperti Taman Sulikan dan Taman Pintar, sarana rekreasi di Tandung juga rusak,” katanya. Banjir Sungai Masamba pada Kamis hingga Jumat dini hari kemarin merusak sejumlah fasilitas. Itu karena air dari hulu sunga mengalir cukup deras serta membawa material lumpur dan kayu. Taman Lestari Sulikan Masamba di Kelurahan Bone porak poranda akibat banjir ini, mengutip Tribun Timur. (iys)