SIDOARJO — Arena Muktamar Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) XXI yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo diwarnai insiden 3 mahasiswa berteriak dan berupaya membentangkan poster, Senin (19/11/18).
Rupanya mahasiswa yang berteriak itu berasal dari Kota Palopo. Mereka adalah Amar Jaya Nasir dan Muh Sainal Nur jurusan akutansi STIEM Palopo. Sementara satu mahasiswa lainnya ialah, Al Gazali mahasiswa IAIN Palopo jurusan PGMI.
BACA JUGA :Tuntut Pemekaran Luwu Tengah, Mahasiswa Bakar Ban di Jalan Trans Sulawesi
Presiden RI, Jokowi hadir membuka kegiatan itu. Usai dibuka, ketiga mahasiswa perwakilan Palopo itu berteriak mekarkan Luwu Tengah. Hanya saja, aksinya langsung dihalau oleh pasukan pengamanan presiden (paspampres).
Amar yang dihubungi via ponselnya membenarkan kejadian itu. Ia mengaku, di arena muktamar baru mau membentangkan spanduk bertuliskan ‘Mekarkan Luwu Tengah’ langsung diamankan Paspampres. “Kalau dua teman saya, sudah membentangkan baru diamankan,” katanya dibalik ponsel, Senin (19/11/18).
Usai diamankan paspamres, Amar mengaku dibawa ke ruang lain. Di situ mereka diinterogasi oleh pihak kepolisian soal identitas dan maksud membentangkan spanduk. “Setelah itu, kami diserahkan ke pihak panitia,” kata Amar.
BACA JUGA :Besok Peringatan Walmas Berdarah, Mahasiswa Longmarch dari Karetan ke Batusitanduk
Amar mengatakan, rencana ini memang dijadwalkan sebelumnya setelah tahu bahwa presiden akan hadir membuka muktamar itu. “Ini adalah harapan kita semua. Makanya kami manfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan langsung,” sebutnya.
Sementara itu, Komandan Paspampres Mayjen (Mar) Suhartono menjelaskan alasan penghalauan aksi itu.
“Lalu karena masih acara, ada protokolnya, ada UU-nya. Paspampres menghalau mereka terus mengamankan ke luar arena acara. Setelah itu, mereka diserahkan ke panitia acara,” sebut Suhartono seperti dilansir detik.com.
Koordinator Staf Khusus Presiden, Teten Masduki menyebut Jokowi siap saja menerima aspirasi. Asalkan disampaikan dengan baik.
“Kalau mau komunikasi ada jalurnya yang baik, Presiden kan mendengar, Presiden pasti merespons,” kata Teten. (asm)