Tim PDB UNCP gelar Pelatihan ,Meningkatkan produk lokal Petani Rumput Laut

83
ADVERTISEMENT

LUWU–Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir petani rumput laut di Desa Tirowali Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu, Tim pelaksana penerima hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM ) Program Bina Desa Universitas Cokoaminoto Palopo bekerjarsama dengan penyuluh pertanian Kabupaten Luwu Kecamatan Ponrang menggelar Pelatihan dan Pendampingan Budidaya , Manajemen Pemasaran dan Pengolahan Rumput Laut Pasca Panen Dalam Meningkatkan Daya Saing Produk Lokal bersama Dosen Perikanan dari Universitas Muhammadiyah Sidrap di Desa Tirowali selama sebulan 25 Juli hingga 25 Agustus 2024.

Selain itu dalam kegiatan ini, tim pelaksana juga memperkenalkan alat Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam membantu petani rumput laut kepada para petani didesa tersebut.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para kelompok tani budidaya rumput laut dan warga setempat dalam usaha budidaya rumput laut secara berkelanjutan dan untuk meningkatkan kemampuan para peserta dalam mengolah hasil panen rumput laut menjadi produk bernilai tambah, serta mengembangkan strategi pemasaran yang efektif guna meningkatkan daya saing produk di pasar lokal.

Pelatihan yang diikuti sekitar 15 peserta , setelah mendapatkan inforamsi dari mitra melalui kegiatan wawancara dan observasi di lokasi kegiatan, tim pelaksana memulai kegiatan dengan Focus group discussion (FGD) atau teknik mencari kesimpulan dengan mengundang kelompok petani yang menjadi mitra, pemerintah Desa serta penyulu pertanian di kecamatan Ponrang
.Hal ini dilakukan untuk menyampaikan program yang akan dilaksanakan serta mendapatkan masukan dari pihak pemerintah desa serta dari penyuluh kecamatan ponrang.

Setelah itu dilanjutkan dengan mengundang pihak penyulu pertanian Kecamatan Ponrang didampingi tim pelaksana Pengabdian Desa Binaan(PDB) Universitas Cokroaminoto Palopo dalam kegiatan pendampingan budidaya rumput laut. Dimana para peserta mendapatkan pengetahuan tentang budi daya rumput laut serta potensi dari budidaya rumput laut, teknik pembenihan, pemeliharaan, hingga metode panen secara efesien.

Tim Penyuluh Pertanian yang diwakili Subiha, mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan langkah awal untuk mengoptimalkan potensi kelautan yang dimiliki oleh Desa Tirowali.

“Saya berharap dengan adanya pelatihan ini, masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan lebih baik, sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarga kelompok tani rumput laut dan desa secara keseluruhan,” ujarnya.

“Selain itu para peserta juga yang mendapatkan bimbingan langsung dari tim penyuluh dan juga tim pelaksana PKM bisa mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama pelatihan,” tambahnya.

Sementara itu Kelompok Budidaya rumput laut yang terdiri dari kelompok Tani Pembudidaya Ikan Ponrang Katonik yang diketuai oleh Baso Andi Parana dan kelompok tani Permata Katonik yang di ketuai oleh Muhlis, mereka mengaku sangat antusias dengan kegiatan ini.

“Selama ini kami hanya tahu beberapa metode budidaya, tapi dengan adanya pelatihan ini kami jadi tahu banyak mengenai metode budidaya yang cocok sesuai dengan iklim yang sedang berlangsung selain itu, budidaya rumput laut juga bisa menjadi sumber penghasilan yanng menjanjikan. Kami berterima kasih kepada tim pelaksana PDB dan semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini”.kata Baso Andi Parana.

Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Budidaya Rumput Laut ini sendiri diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain sekitar pesisir untuk mengembangkan potensi kelautan mereka, sehingga terciptanya peluang-peluang ekonomi baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pada program berikutnya, tim pelaksana PDB memberikan pelatihan terkait management pemasaran dan pengolahan rumput laut pasca panen.

Salah satu tim Dosen dari Universitas Muhammadiyah Sidrap ,Damis menyatakan bahwa manajemen pemasaran ini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir.

“Pengolahan rumput laut pasca panen dan strategi pemasaran yang baik dapat meningkatkan nilai jual produk, sehingga memberikan keuntungan yang lebih besar bagi para petani dan pelaku usaha. Kami berharap, dapat mendorong terciptanya produk-produk inovatif yang mampu bersaing di pasar global,” ujar Damis.

Ditambahkan Para peserta diajarkan untuk mengetahui produk yang terbuat dari rumput laut, termasuk pembuatan produk turunan seperti agar-agar, karangin, dan kosmetik yang bebahan dasar dari rumput laut. Selain itu, peserta juga mendapatkan materi mengenai manajemen pemasaran, mulai dari penentuan harga, branding, hingga strategi distributif yang efektif.

Menanggapi hal itu Kelompok tani Permata Katonik yang di ketuai oleh Muhlis,mengaku sangat terbantu dengan kegiatan ini.

“Dengan adanya sosialisasi ini, kami mendapatkan ilmu tentang memproduksi banyak produk dari Rumput Laut baik dari Makanan atau lainnya”.ujarnya.

Dari Kegiatan Manajemen Pemasaran dan Pengolahan Rumput Laut Pasca Panen ini diharapkan dapat memperkuat posisi produk rumput laut lokal di pasar dan memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat di Desa Tirowali.

Setelah sukses melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan budidaya rumput laut, Tim pelaksana PDB memberikan pelatihan mengenai penggunaan Teknologi Tepat Guna(TTG). Dalam kegiatan ini, Tim Pelaksana PKM Program Bina Desa Universitas Cokroaminoto Palopo bersama dengan Kelompok Petani Rumput Laut Desa Tirowali melaksanakan penerapan teknologi tepat guna di lokasi budidaya rumput laut.

Teknologi yang diaplikasikan dalam kegiatan ini meliputi alat Pengering rumput laut Rotary Dryer, Fluval Sea Hydrometer Salt Water sebagai alat pendeteksi sanitasi air laut, serta Water Jet Steamer untuk pembersihan tali rish.

Alat pengering alternatif rumput laut Rotary Dryer merupakan inovasi unggulan yang dirancang untuk membantu petani jika cuaca mendung atau hujan. Alat pengering buatan ini mempunyai kelebihan yang di mana suhu, kelembapan udara, dan waktu pengeringan dapat diatur dan dapat di kontrol dengan baik. Dengan kata lain, alat ini mampu mempercepat proses pengeringan rumput laut . Waktu pengeringan yang biasanya memakan waktu 3-4 hari dapat dipersingkat menjadi sekitar ± 2 jam, menjadikannya solusi yang jauh lebih efisien dibandingkan metode pengeringan tradisional yang mengandalkan sinar matahari ketika cuaca sedang hujan. Metode pengeringan tradisional tidak hanya lebih lama, tetapi juga sangat bergantung pada kondisi cuaca yang tidak menentu. Sistem kerja Rotary Dryer ini memanfaatkan pemanasan di mana energi panas yang dihasilkan oleh kompor disimpan dalam tabung silinder dan kemudian didorong oleh tekanan blower menuju oven yang berisi rumput laut.

Sementara itu, penerapan Fluval Sea Hydrometer Salt Water sebagai alat pendeteksi sanitasi air laut dilakukan secara langsung di lokasi budidaya rumput laut. Proses ini melibatkan kolaborasi antara Tim Pelaksana PKM dan Kelompok Petani Rumput Laut Desa Tirowali yang menggunakan perahu nelayan untuk menjangkau area budidaya. Penggunaan alat ini memungkinkan petani untuk memantau kualitas air laut secara real-time. Kualitas air selama uji coba alat tersebut diperoleh rata-rata salinitas air laut sebesar 35-37 ppt, sehingga mereka dapat memastikan kondisi yang optimal untuk keberhasilan budidaya rumput laut.(jun)

ADVERTISEMENT