Luwu Utara — Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Provinsi Sulawesi Selatan mengakui beratnya medan menuju Kecamatan Seko. Hal ini diakui Ketua Tim TP2D Sulsel, Rudi Djamaluddin, saat meninjau langsung beberapa titik terparah akses jalan menuju Kecamatan Seko hingga ke wilayah Mabusa, Sabtu (17/11/2018), pagi.
“Wajar saja ketika jalur menuju Seko ini dijuluki sebagai jalur ojek termahal, sebab medan jalan yang begitu berat mewajibkan setiap pengendara mempersiapkan stamina dan perawatan bagi kendaraan mereka,” ujar Rudi Djamaluddin mengakui beratnya medan yang ia jalani bersama Tim TP2D lainnya, di sela-sela peninjauan.
Rudi yang ditemani Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, saat meninjau kondisi jalan ke Seko mengatakan, kendala utama yang terlihat adalah beratnya medan di sepanjang ruas jalan Rongkong dan Seko. Untuk itu, kata Rudi, pembangunan ruas jalan Seko akan dilakukan secara bertahap, dengan menggunakan tiga alokasi anggaran melalui sharing anggaran, yakni APBD Luwu Utara, APBD Sulsel dan APBN.
“Awal 2019, kita memprioritaskan pembukaan jalan, agar jalur menuju Seko dapat ditempuh dengan mudah di segala kondisi cuaca, baik menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat,” ungkap Rudi. Metode awal yang dilakukan dalam memulai pekerjaan pembangunan akses jalan adalah dengan menggunakan metode gravel road atau pengkerikilan.
“Semoga di akhir 2019, ruas jalan ke Seko sudah dapat diakses dengan mudah tanpa adanya kendala cuaca lagi,” harap Rudi seraya menambahkan bahwa total anggaran yang dibutuhkan untuk 2019 sebesar kurang lebih Rp 80 Miliar. Apa yang dilakukan pemerintah adalah bukti sahih bahwa perhatian pemerintah terhadap daerah terpencil sungguh sangat besar. (har/man)