SEKO–Sejak penutupan jalan utama menuju Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, masyarakat di daerah tersebut kesulitan mendapatkan kebutuhan hidup sehari-hari, terutama Sembako.
Penutupan jalan tersebut, disepakati Pemerintah Kecamatan Seko bersama unsur terkait dan tokoh masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran virus corona ke daerah itu, menyusul jumlah kasus positif covid-19 di Lutra kian meningkat. Per tanggal 12 Mei 2020, jumlah kasus positif sudah 27 orang.
Jamal, tokoh pemuda di Dusun Pattahe, Desa Hoyane, Seko, mengakui, penutupan jalan ke Seko menyebabkan warga kesulitan mendapatkan Sembako, terutama gula pasir, minyak goreng, dan kebutuhan hidup sehari-hari lainnya.
“Kami dibatasi keluar kampung membeli Sembako karena ketatnya penutupan jalan dari desa ke desa, termasuk akses jalan ke Seko juga ditutup,” aku Jamal, seperti diutarakan Sekretaris Yayasan Masyarakat Seko Bersatu (YMSB), Awal Bangai kepada KORAN SERUYA, Selasa (12/5/2020).
Kondisi ini sangat dirasakan masyarakat setempat, apalagi saat ini Bulan Suci Ramadhan dimana kebutuhan Sembako sangat dibutuhkan masyarakat. “Penutupan jalan bertujuan memutus penyebaran virus corona, ini memang baik. Tetapi, pemerintah perlu memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat, terutama terkait sulitnya masyarakat mendapatkan Sembako,” kata Awal.
Karena alasan itu juga, Awal meminta Pemkab Luwu Utara untuk menambah kuota Sembako yang dimuat pesawat kargo yang selama ini melayani rute penerbangan Masamba-Seko.
“Kalau selama ini 1 ton/ hari, sebaiknya ditambah jadi 2 ton untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di 12 desa se Kecamatan Seko. Ini harapan kami,” katanya.
Persoalan perekonomian masyarakat, di tengah pendemi corona ini, tegas Awal, patut mendapat perhatian serius pemerintah demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. “Pada prinsipnya, masyarakat mendukung penutupan jalan dan ketatnya pengawasan memasuki satu desa ke desa lain di Seko, tetapi soal urusan perut warga jangan dikesampingkan,” katanya. (iys)