Kebakaran Hebat Landa Australia, 24 Orang Tewas, Ribuan Koala Mati dan 2.000 Rumah Musnah Terbakar

399
ADVERTISEMENT

SIDNEY–Kebakaran besar yang melanda Australia membuat banyak pihak merasa prihatin, cemas dan ikut membantu. Bahkan militer Australia dikabarkan ikut dilibatkan untuk membuat kuburan massal bagi hewan yang mati terbakar agar mencegah terjadinya penyebaran wabah penyakit.

Mengutip Liputan6.com, menurut Federasi Petani Australia, diperkirakan hampir setengah miliar hewan menjadi korban kebakaran hutan dan semak. Banyak hewan-hewan yang juga terlihat berkeliaran, karena pagar yang membatasi kandang ikut dilahap api.

ADVERTISEMENT

Menteri Pertanian Australia, Bridget McKenzie mengatakan kebakaran hutan dan semak telah memakan korban ternak dengan jumlah yang “luar biasa”. Demikian dikutip dari ABC Indonesia, Senin (6/1/2020).

“Saya sudah mendapat tawaran lebih dari 100 dokter hewan untuk membantu.” kata McKenzie kepada ABC.

ADVERTISEMENT

“Saya tahu Australia Selatan, Victoria, dan New South Wales akan segera menerima tawaran tersebut, tidak saja untuk mengecek kesehatan ternak yang masih ada, juga untuk menyuntik mati hewan yang tak bisa diselamatkan.”

McKenzie mengatakan, ternak yang mati mengancam kemungkinan terjadinya wabah penyakit, yang dapat menular ke manusia.

“Situasi di lapangan masih belum aman, namun jika memungkinkan, pembersihan harus dilakukan,” ujarnya yang mengatakan militer telah diterjunkan agar bisa melakukannya dalam waktu seminggu.

Seorang petugas pemadam kebakaran di kota Batlow, New South Wales, James Zimmerman, menulis di halaman Facebooknya jika mereka butuh juga amunisi untuk ‘mematikan binatang agar mereka tidak lagi menderita.”

Wartawan ABC, Tom Lowrey yang berada di Batlow, sekitar 269 km dari Ibu Kota Australia Canberra, hari Senin (6/1/2020) mengatakan melihat banyaknya hewan mati yang berserakan di jalan dalam perjalanannya.

“Para petani pagi ini menaikkan mayat-mayat binatang yang sudah terbakar itu ke mobil mereka, mereka mengatakan melakukan sebisa mungkin menyelamatkan yang ada, namun tidak bisa menyalamatkan semuanya.”

Melansir Kompas.com, kebakaran hutan terjadi di Australia telah terjadi sejak September 2019. Dalam rentang waktu itu hingga saat ini, kebakaran tersebut menyebabkan 24 orang tewas. Selain itu, lebih dari 1.200 rumah hancur dan jutaan hektar lahan hangus. Musim panas yang baru saja dimulai serta kekeringan panjang dikhawatirkan banyak pihak akan menyebabkan semakin banyak korban berjatuhan.

Kebakaran paling parah terjadi di wilayah New South Wales. Di wilayah ini, 8,9 juta hektar hutan dan semak-semak hancur. Sementara itu, lebih dari 2,2 juta hektar lahan telah dibakar di Victoria. Kebakaran tersebut sangat besar hingga mengakibatkan cuaca tak terkendali. Di barat laut Sydney, kebakaran Gunung Gospers menghancurkan sedikitnya 1,2 juta hektar atau sekitar 7 kali luas Singapura. Kebakaran hutan juga sempat membuat langit memerah dan gelap di wilayah tenggara Australia serta membuat suhu melebihi 40 derajat celcius di beberapa daerah.

Bahkan, di bagian barat Sydney suhu mencapai 48,9 derajat celcius. Sekitar 1.365 rumah hancur di New South Wales akibat kebakaran hutan yang terjadi di wilayah ini. Jumlah tersebut masih terus meningkat karena kebakaran hutan belum teratasi. Kebakaran ini juga berdampak terhadap perekonomian di Australia. Dewan Asuransi Australia menyebutkan, ada 5.259 klaim senilai 321 juta dollar Australia yang diajukan. Sementara, Konsultasi SGS Economics and Planning telah memperkirakan ekonomi Sydney kehilangan sebanyak 50 juta dollar Australia setiap hari akibat kabut asap yang terjadi. Perekonomian Australia dinilai menghadapi tekanan yang mengancam industri mulai dari pertanian, property hingga pariwisata.(*/Iys)

ADVERTISEMENT