Aisyah Tiar Arsyad Ingin Ikuti Jejak Opu Daeng Risadju, Berjuang di Parlemen Untuk Luwu Raya

240
ADVERTISEMENT

BELOPA – Caleg DPR RI Partai Gerindra Dapil 3 Sulsel, Aisyah Tiar Arsyad, ziarah ke makam salah satu pejuang Nasional asal Sulawesi Selatan (Sulsel) khususnya di Luwu raya, Opu Daeng Risadju, belum lama ini. Makam Opu Daeng Risadju terletak di Taman Makam Pahlawan (TMP) di jalur dua Belopa, Jl Pahlawan, Kelurahan Tampumia Radda, Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu.

Kedatangan Aisyah dalam rangka ziarah dan mendoakan almarhumah sekaligus meminta doa restu mewakafkan diri maju sebagai wakil rakyat di Senayan. “Dalam rangka ziarah dan medoakan almarhuma Opu Daeng Risadju, karena kita tahu dia seorang pejuang dan Wija To Luwu, pahlawan nasional perempuan,”

ADVERTISEMENT

“Kita tahu sendiri opu ini perjuangannya tidak kalah dengan pejuang laki-laki, inilah yang harus digaris bawahi seorang perempuan bisa berjuang. Tanpa pahlawan kita belum tentu bisa menginjakkan kaki di tanah air kita sebagai bangsa yang merdeka,” ujar Aisyah. Menurutnya, sosok Opu Daeng Risadju yang dilatar belakangi seorang bangsawan tidak segan melawan hal yang bertentangan dengan hati nuraninya.

Hal inilah yang memotivasi putri sulung Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR), Arsyad Kasmar, sehingga memantapkan diri bertarung pada Pilcaleg mendatang. Selain itu, berjuang dimata Aisyah tidak harus melalui pertumpahan darah, melainkan bisa juga diaplikasikan melalui pendidikan teori dan pengetahuan.

ADVERTISEMENT

“Semoga saya bisa berjuang untuk Luwu Raya atas restu pejuang terdahulu dan masyarakat di Luwu Raya, sehingga bisa mewujudkan pokok perjuangan para pendiri bangsa,” katanya. Jika terpilih, Aisyah ingin bergabung dengan Komisi X DPR RI yang mengurusi bidang Pendidikan, Riset, Olahraga, Kepemudaan, Kebudayaan, Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif.

“Berdasarkan latar saya tiga tahun belakangan ini, saya aktif sebagai akademisi di kampus. Saya ingin masuk Komisi Sepuluh (X). Ini murni panggilan dari dalam hati saya,” katanya. Ia menjelaskan, keputusannya untuk bergabung dengan Komisi X disebabkan kegamangannya melihat kondisi pengembangan dunia pendidikan, kebudayaan, kepemudaan dan kepariwisataan di Indonesia, khususnya wilayah dapil 3 meliputi Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Wajo, Sidrap, Pinrang, Enrekang, Tana Toraja, Toraja Utara, dan Kota Palopo, yang belum memadai.

“Mulai dari tidak meratanya akses informasi terkait beasiswa sampai kondisi infrastruktur pendidikan di daerah terisolir yang memprihatinkan. Pembangunan jangan hanya di kota, tapi juga di pelosok!” tandasnya. Dari segi infrastruktur nyaris segala bangunan gedung sekolah di Indonesia adalah warisan era kolonial Belanda. Pemerataan dan penataan jumlah guru di Indonesia juga masih belum sesuai kebutuhan. Sekolah-sekolah di kota berkelebihan guru, sebaliknya di pelosok mengalami kekurangan guru. (*)

ADVERTISEMENT